Tuesday 29 April 2014

Semacam Tersesat di Planet Asing

it.wikipedia.org
Rasanya saya tak ingin berandai-andai hidup—meski hanya sehari—tanpa internet. Tapi, jika secara tiba-tiba pikiran itu muncul, maka yang kemudian terjadi adalah ketakutan. Ya, semacam ketakutan saat saya secara tiba-tiba berada di tengah padang luas tanpa udara yang bisa dihirup, tanpa orang yang bisa dimintai tolong, dan tanpa tempat untuk berteduh.

Sejak internet muncul dan saya mengenalnya, rasanya ada banyak hal yang terbantu. Saat ini, internet juga terasa sebagai kebutuhan. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan berkat jasa internet. Sebut saja sarana berkomunikasi, mendapatkan informasi, transaksi jual-beli, sampai ajang unjuk diri. Bahkan, kini tak sedikit orang yang mendapatkan penghasilan dari internet.

Wednesday 16 April 2014

Ingat Wajah, Lupa Nama

Kejadian ini sudah berulang kali terjadi. Mungkin kalian juga pernah mengalaminya.  Bukan mungkin lagi, tapi pasti pernah mengalaminya. Berjumpa, disapa, atau melihat sosok yang rasanya kita sudah mengenalnya, tapi lupa namanya. Kalau lupa namanya, bagaimana bisa menyapa?

Kejadian semacam itu sangat sering saya alami. Yang terbaru adalah tadi sore. Di dalam sebuah angkot pada sore yang syahdu dengan gerimis membasahi bumi. Saya duduk di dalam angkot. Angkot itu masih berhenti alias ngetem demi menunggu penumpang lainnya. Di saat hampir penuh, ada seorang perempuan yang hendak turut menumpang angkot itu. Tapi tunggu, saya seperti mengenalinya.

Thursday 10 April 2014

Setelah Pemilu

Ada apa sih, setelah pemilihan umum legislatif 2014? Komisi Pemilihan Umum melakukan rekapitulasi suara? Para calon legislator dengan sedikit perolehan suara mulai mengalami konsleting otak? Atau partai politik mulai menyusun strategi koalisi? Betul sih, tapi bukan itu yang ingin saya bahas.

Bulan Maret, saat semester genap baru saja dimulai, saya beserta mahasiswa seangkatan, tiba-tiba disadarkan bahwa tahun ini sudah waktunya kami lulus. Ah iya. Kami yang angkatan 2010 sudah waktunya lulus di tahun 2014. Padahal, saya sendiri masih belum memulainya. Sama sekali.

Teman di Kala Tak Ada Uang

Sebagai mahasiswa yang masih mengandalkan biaya hidup dari kiriman orang tua, rasanya sangat wajar jika ketebalan dompet bersifat fluktuatif. Ada yang dompetnya sedang penuh di awal bulan, sedangkan di akhir bulan kering kerontang. Namun ada pula yang selalu menunggu-nunggu akhir bulan sebagai momen menerima kiriman uang dari orang tua.

Sunday 6 April 2014

TMII, Potret Keragaman dan Kekayaan Indonesia

Oleh-oleh dari TMII
Saya selalu bercita-cita bisa berkeliling Indonesia. Saya ingin menikmati keindahan, sambil menyelami kehidupan penduduk Indonesia yang terkenal ramah dan lekat dengan tradisi. Tak bisa dibayangkan, seberapa besar pengalaman yang akan saya dapatkan bila berkeliling Indonesia.

Meski cita-cita itu belum terwujud, paling tidak saya sudah mengelilingi miniatur Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah. Ya, miniatur. Tapi, meski bernama miniatur, jangan dibayangkan TMII hanya seluas alun-alun kota. TMII sangat luas, mencapai 150 hektar.

Tuesday 1 April 2014

Batu Nisan

Salah satu batu nisan di Museum Taman Prasati.
Sekitar pertengahan tahun lalu, tiba-tiba saya tertarik dengan keindahan batu nisan. Iya, batu nisan. Di mata saya, batu nisan menyimpan banyak cerita tentang peranan manusia yang dimakamkan di bawahnya semasa hidup.

Tapi ini bukan batu nisan biasa. Batu nisan yang saya maksud adalah milik orang-orang Verenigne Oost Indishe Compagnie (VOC) atau Serikat Badan Usaha Dagang Belanda di Asia. Batu nisan peninggalan VOC itu biasanya memiliki nilai seni yang bagus. Bahkan, batu nisan yang indah itu bisa kita “baca”.