Friday 14 May 2021

Lebaran di Rantau

Tahun ini, kali kedua saya merayakan Lebaran tanpa pulang kampung karena pandemi Covid-19. Sama sekali tidak mengira Covid-19 akan betah di Indonesia selama 1 tahun lebih.

Lantaran hanya merayakan di kos, perayaannya tidak begitu istimewa. Tapi tetap ada ritual saling berbagi bingkisan, dan makan ketupat opor.

Pada Lebaran tahun lalu, saya mendapat bingkisan makanan Lebaran dari Vella dan atasan saya di kantor. Ada banyak jenis makanan, mulai dari opor, rendang, semur daging, sayur lodeh, dan tentu saja ketupat.

Bingkisan makanan Lebaran dari bos.

Selain mengandalkan kiriman makanan, saya bersama teman kos juga memasak menu Lebaran, yakni opor. Ketika Idulfitri tiba, ternyata ada banyak sekali makanan yang terkumpul. Alhamdulillah.

Menu Lebaran tahun lalu.

Setelah menyantap menu khas Lebaran, siang harinya Dhea datang ke kos dengan membawa paket steak beku dari salah satu steakhouse favorit kami. Isi paketnya sudah sangat lengkap, ada daging, saus, kentang, dan sayuran. 

Jepretannya Dhea.


Selain itu, saya juga dapat banyak bingkisan kue-kue kering dari kolega dan sahabat. Bahagia banget masih bisa menikmati sajian khas Lebaran, meski tidak bisa mudik.

Sementara pada tahun ini, saya dapat kiriman makanan dari kantor dan Mbak Dita. Dari kantor, menunya rendang, gulai ayam, sayur lodeh, acar, ketupat, dan puding. Sedangkan dari Mbak Dita, saya dapat ketupat dan opor yang sangat banyak. 
Bingkisan dari kantor. Ketupatnya ketutupan pita.


Kiriman kue kering dan makanan manisnya juga ada, bahkan lebih bervariasi ketimbang tahun lalu. Tidak terlalu menyedihkan lah ya.

Secara umum, pandemi benar-benar mengubah cara kita bersilaturahmi ketika Lebaran. Semuanya hanya bisa melalui sarana virtual, seperti ini:

Mukanya absurd semua.

Selamat Idulfitri 1442 Hijriah. Mohon maaf lahir dan batin.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung. Jangan lupa menulis komentar ya :)