Monday 31 December 2012

Kuli Panggul Perempuan, Keibuan di Balik Ketangguhan

Narti tengah menggendong kubis. Dalam sekali gendong,
 beban di punggungnya  bisa mencapai 70 kilogram.
Matahari masih belum menampakkan sinarnya, namun Pasar Johar sudah mulai bergeliat. Aktivitas bongkar muatan barang menjadi yang paling kentara. Ketika bongkat muat itulah para kuli panggung beraksi. Salahsatunya Asih Minarsih, 52 tahun.

Bersama 50 orang kuli panggul lain, yang kebanyakan perempuan, Narti, sapaan Asih Minarti,  menjalani pekerjaannya. Waktu masih menunjukkan pukul 02.00 dini hari, ketika Narti, sampai di pasar. Dengan bersenjatakan selendang usang, Narti siap menembus dinginnya pasar demi mengais rupiah.


Narti bekerja selama tiga jam, dari pukul 02.00 sampai 05.00 pagi. Sekali berjalan, Nanti mampu menganggukut beban seberat 50 hingga 70 kilogram. Sekali mengangkut itu, jasanya dihargai Rp 2 ribu. Dalam sehari, ia mampu mengangkat barang hingga 15 kali, dan pulang dengan upah Rp 30 ribu.


Pengguna jasa Narti, ternyata sudah menjadi langganan sejak lama. Barang yang diangkut bisa bermacam, mulai dari buah, sayuran, hingga beras. Barang itu Narti angkut ke sebuah truk dan akan diantar ke Demak.


Narti mengisahkan, saat pertama kali menginjakkan kaki di Semarang, dia hanya berbekal satu lembar pakaian. Beruntung, waktu itu ada seorang ibu yang berniat membantunya dengan menawarkan pekerjaan. “Dia bilang, ‘Nak dewekan, kerjo neng kene wae (kalau sendirin, keja di sini saja),” kata Narti.


Kini, sudah 30 tahun Narti bergelut dengan pekerjaan yang nenuntut kekuatan fisik itu. Ia mengaku tidak memiliki keahlian apapun, sehingga hanya mampu bekerja sebagai kuli panggul. “Pokoknya selama saya masih kuat nggendong barang, saya tetap bekerja,” ujarnya dengan mantap. Terlebih, ia menambahkan, masih ada seorang anak yang belum menikah. “Masih ada tanggungan satu (anak),” katanya.


Sejak suaminya meninggal 12 tahun silam, praktik tumpuan hidup berada di tangan Narti. Semua upah yang ia hasilkan, bisa langsung habis ketika itu juga. “Semua habis untuk biaya hidup. Cuma bisa untuk makan, nggak bisa nabung,” kata nenek dari tiga cucu ini.


Meski Narti bergelut menjadi kuli panggul selama lebih dari setengah usianya, ia tidak berharap sang anak mengikuti jejaknya. Baginya, pekerjaan berat ini yang menghidupi keluarganya, namun tidak untuk diteruskan pada anak-anaknya. Ia tetap berharap anaknya menetap dan hidup bahagia di kampung, di Kecamatan Banaran, Boyolali.


Seusai menjalani aktivitas kuli panggul, ia tak bisa berlama-lama istirahat. Pukul 07.00 pagi, Narti harus segera bergegas kembali ke pasar untuk menjaga sebuah kios sembako dan penyedia jasa penggilingan. Aktivitas menjaga toko itu ia jalani sampai pukul 05.00 sore. Ia di tempatnya mengabdi selama 20 tahun itu, Narti diupah Rp 500 ribu per bulan.


14 comments:

  1. kadang kita bisa belajar tentang hal-hal luar biasa dari sesuatu yang sederhana, great :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dhea dan Dinna: Sepertinya aku, atau mungkin kita, terlalu sempit dalam belajar ya. Ada banyak hal hebat di luar sana... :)

      Delete
  2. dan ini sisi lain dari perempuan yang lembu. kuat dan pantang menyerah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Din. Pasti semakin bangga dong, ditakdirkan sebagai perempuan. Yoporak... :)

      Delete
  3. PASAR JOHAR, keren si ibunya kita harus belajar banyak dari seseorang yang kadang tidak kita lihat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nanti kalau kamu ke Semarang lagi, aku ajak ketemuu Bu Narti. Jam 2 pagi lah, kita meluncur ke Johar, :D

      Delete
  4. ibunya super bgt ini, patut dicontoh perjuangannya

    ReplyDelete
  5. subhanallahh...
    salut deh buat ibu itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, di pasar, kita bisa nemu banyak sosok dengan cerita yg keren :)

      Delete
  6. salut sama orang yang bekerja keras seperti ibu ini.. banyak yang dluar sana orang sehat tetapi bermental pengemis.. saluuuuutt pokoknya!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyes, bener banget, Ndah. Di usia yg udah nggak muda, Bu Narti tetep setia dengan pekerjaannya... Patut dicontoh nih,

      Delete
  7. emang jagonya nulis feature nih orang,bagus,pemilihan judulnya menarik :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, ini masih belajar yo.. Sama-sama belajar, kita :D

      Delete
  8. ya ampun, beratnya hampir 2x beratku :O

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkunjung. Jangan lupa menulis komentar ya :)