Thursday 16 October 2014

Teori Gatekeeping dan Teknik Memasak ala Wartawan

Saat saya magang pertama kali pada Juli-Agustus 2012, saya belajar cara mengumpulkan informasi dan menuliskannya (cerita lengkapnya bisa dibaca di sini). Ternyata, analogi sederhana yang digunakan untuk menggambarkan teknik mengumpulkan informasi dan penulisan itu ada teorinya. Teori itu bernama gatekeeping.

Saat itu, dari seorang redaktur bernama Mas Seno, saya mendapat perumpamaan menarik tentang cara mengumpulkan informasi dan menuliskannya. Dia menganalogikan proses pengumpulan informasi dengan berbelanja di pasar dan memasak bahan makanan untuk penulisannya. Setiap wartawan menjalankan tugas berbelanja dan memasak itu saban harinya, sebagai sebuah rutinitas.

Saat itu, oleh Mas Seno, saya disarankan untuk membeli banyak bahan (informasi) yang berkualitas di pasar, sehingga bisa dimasak (ditulis) menjadi sajian yang enak. Saya diajarkan untuk memilah bahan mana saya yang menarik untuk dimasak. Nah, proses gatekeeping itu terletak pada saat kita memilah informasi yang diperoleh saat liputan. Setelah itu, saya juga harus menentukan masakan yang ingin dimasak atau angle. Hanya boleh ada satu angle untuk satu tulisan, karena dengan begitu tulisannya tidak akan fokus. Nah, rentetan proses itu adalah rutinitas wartawan yang melaksanakan tugas bernama gatekeeping.

Belakangan ini, saya tersadar, analogi yang dikatakan Mas Seno itu sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Ya, benar, belakangan ini, setelah dua tahun berselang sejak saya tahu tentang analogi berbelanja dan memasak. Otak saya ke mana saja dua tahun ini?

Padahal, saya mendengar teori itu pertama kali sejak masih menjadi mahasiswa baru. Kemudian, di mata kuliah Komunikasi Massa, kami sempat mendiskusikan teori itu di kelas. Sayangnya, pemahaman kami (atau mungkin cuma saya), teori gatekeeping hanya sebatas upaya sebuah media untuk memilih informasi yang layak disajikan bagi khalayaknya. Para gatekeeper yang terlibat hanya redaktur atau pemimpin redaksi. Sementara wartawan, tidak termasuk sebagai gatekeeper.

Ternyata anggapan saya salah besar! Saat ini, saya mulai membaca beberapa buku dan jurnal tentang gatekeeping. Saya mempelajari sejarah teori itu sampai perkembangan terakhirnya. Sejak dikemukakan pertama kali oleh Kurt Lewin pada 1947, teori gatekeping sudah menempatkan wartawan sebagai pengatur arus informasi yang masuk ke dapur media massa. Proses gatekeeping dimulai saat pengumpulan informasi, sehingga wartawan termasuk salah satu gatekeeper. Kemudian, teori itu terus berkembang sampai yang akhirnya muncul nama Pamela Shoemaker, yang banyak menulis tentang gatekeeping.

Oke, bahasan soal teori itu kita cukupkan saja. Sebenarnya, saya membaca materi itu bukan karena sedang ingin membaca. Jujur, saya sampai “mual” menerima asupan bacaan itu. Mumet. Apalagi saya sampai mengabaikan buku bacaan yang sedang dibaca selama seminggu.

Ya, saya membaca jurnal-jurnal itu karena memang berencana mengangkat proses gatekeeping di redaksi  dan pembingkaian pemberitaan di Koran Tempo, tempat saya magang tahun lalu. Baiklah, mungkin kalau para redaktur seperti Mas Sukma, Mas Pram, dan Mas Hasim tahu tentang topik penelitian saya itu, mereka akan tertawa ngakak. Lebih dari setahun yang lalu, mereka menyarankan saya mengangkat hal yang tidak jauh-jauh dari redaksi Tempo. Bisa framing atau gatekeeping. Bahkan, materi pemberitaan juga mereka sarankan, sebuah isu politik yang hangat saat itu. Saat itu, saya cuma cengar-cengir. Dan sekarang, saya akhirnya mengambil isu itu, setelah dua isu dimentalkan dosen.

Mungkin mengambil penelitian soal gatekeeping memang ada hikmahnya. Setidaknya, saya bisa memahami (setelah sekian lama) apa yang saya telah pelajari bernama gatekeeping. Yah, ternyata saya memang belajar gatekeeping.


3 comments:

  1. hai kak Dian.. terimakasih yaa blog nya bermanfaat bgt.. hehe.. sama nih skrg saya juga ngambil isu gatekeeping sbuah program tv swasta.. tp smpai skrg baru ada jurnal2 buat pondasi skripsi sy. minta rekomendasi dong kak buku apa judulnya yang full membahas tentang gatekeeper itu sendiri.. dr lewin/white/shoe maker. smpai skrg nyari buku di pasaran dan online ga dpt2. :( . trims y udh mw respon .. salam :) (email rikaa308@gmail.com)

    ReplyDelete
  2. Bagi referensi nya dong ka buku atau jurnal tentang gatekeeping.. Secara saya melakukan penelitian memakai teori gatekeeping.

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkunjung. Jangan lupa menulis komentar ya :)