Monday 25 February 2013

Surga Buku Lama di Pasar Yaik


Ada kalanya, orang mencari buku lama yang diterbitkan pada puluhan tahun lalu. Alasan pencarian itu beragam, mulai sekedar koleksi hingga kebutuhan materi membuat tugas kuliah. Ini bisa sangat merepotkan, karena toko buku konvensional hanya menyediakan produk dengan tahun terbitan yang tidak terlampau lama. Kini, ada lokasi yang pasti akan saya tuju ketika memerlukan buku dan majalah edisi lama.
Tumpukan majalah bekas di Pasar Yaik Semarang

Di Semarang, ada Pasar Yaik yang lokasi favorit untuk berburu buku dan majalah lama. Di sana, ada puluhan penjual buku dan majalah bekas yang membuka kios. Calon pembeli buku dengan judul atau edisi tertentu, akan mencari dan memilahnya sendiri, karena penjual hanya mengelompokkan berdasarkan jenis dan nama buku. 

Ini bisa berarti tidak praktis, karena calon pembeli, membutuhkan waktu berjam-jam untuk mendapatkan buku yang diinginkan. Namun, di situlah seninya. Ketika pembeli mencari majalah pada edisi tertentu, maka sang penjual akan memberinya dua atau lebih tumpuk bahan bacaan. 

Pengalaman saya kemarin, ketika mencari majalah Intisari edisi awal 2008, yang mengangkat isu tewasnya Bhenazir Bhuto. Ketika mengutarakan keinginan membeli Intisari edisi itu, si penjual menyatakan ketidaksanggupan mencarinya sendiri. Akhirnya, saya diberi tiga tumpuk setinggi sekitar satu meter majalah Intisari. Kerennya, majalah yang disodorkan penjual itu ada yang beredisi 1990. Waw!

Awalnya, ada rasa berat ketika harus mengecek tumpukan majalah demi satu edisi. Tapi, lama kelamaan, ada sensasi tersendiri yang didapat. Saya seperti bernostalgia dengan beragam isu dan masalah yang terjadi pada beberapa tahun yang lalu. Ini sangat menarik, karena ada semacam gaya berbeda yang terjadi. Misalnya, gaya iklan tahun 1990-an berbeda dengan gaya iklan tahun 2000-an. Ini baru iklan yang menjadi ‘pelengkap’ majalah, apalagi materi majalahnya.

Dengan gaya duduk di sebuah kursi imut dari penjual majalah, saya bisa betah di kawasan itu selama tiga jam. Ini lebih lama dibanding ketika nongkrong di toko buku konvensional, yang maksimal sekitar dua jam. Ehm, saya pikir ini akan menarik juga ketika teman-teman sekalian menikmati sensasi Pasar Yaik di kawasan Pasar Johar Semarang.

2 comments:

  1. Replies
    1. Dapat dong. Edisi Kutukan Tiga Dinasti! dan dijual seharga Rp 5 ribu. Seru kaann.. :D

      Delete

Terima kasih telah berkunjung. Jangan lupa menulis komentar ya :)