Wednesday 27 February 2013

Puncak Karir atau Puncak Kebahagiaan?

www.google.com

Pasti berat ya, ketika seseorang berusaha mencapai puncak karir yang dinginkan. Pasti banyak pengorbananya.”
Tapi, apakah puncak karir itu menjamin seseorang mencapai puncak kebahagiaannya?
Menurutku, puncak karir itu jadi salah satu indikator kebahagiaan. Tapi memang kebahagiaan nggak selalu bisa diukur dari pencapaian karir sih.”
Mungkin suatu saat, kita akan berada pada posisi sulit untuk memilih puncak karir atau puncak kebahagiaan. Tapi aku yakin, kita semua berharap dua hal itu berjalan beriringan.”

Di sebuah santap malam, saya bersama dua sahabat, Vella dan Dhea, tetiba membicarakan cita-cita. Diawali dari saling membuka kartu tentang cerita lucu cita-cita di masa kecil, hingga cita-cita yang dimiliki saat ini. Meski masa kecil diwarnai dengan cita-cita yang berbeda, nyatanya, kini kami dipertemukan dalam suatu jurusan yang jelas akan menuntun hidup kami akan ke mana.

Kami dipertemukan dalam satu kelas Ilmu Komunikasi. Kami memilih satu peminatan, yaitu Komunikasi Jurnalistik, dibanding Komunikasi Strategis. Kami juga memiliki cita-cita yang sama, menjadi seorang jurnalis, meski pada bidang yang berbeda. Dhea di dunia pertelevisian, Vella sebagai pewarta foto, dan saya sebagai wartawan yang bekerja dengan menulis. Itulah kami, dengan segala kesamaan dan perbedaannya.

Kami bahkan telah sepakat, jika dua tahun lagi kami akan berkumpul kembali dengan membawa kartu pers masing-masing. Janji ini sudah disepakai sejak setahun lalu, dan akan terus diulang, termasuk pada santap malam itu. Jika ada satu di antara kami mengalami krisis motivasi, maka dua yang lain akan menumbuhkan kembali semangatnya.

Kami memilih cita-cita jurnalis bukanlah tanpa pertimbangan. Kami mempelajari ilmu tentang profesi itu juga dengan kesungguhan. Tapi, menuju pencapaian sebagai seorang jurnalis, kami pun percaya ada banyak hal berat yang harus dilewati.

Profesi jurnalis selalu dikaitkan dengan kecepatan dan ketersediaan waktu yang besar bagi pekerjaan. Inilah yang menimbulkan keraguan di antara keluarga besar kami. Meski begitu, cita-cita kami telah bulat, menjadi seorang jurnalis yang bertanggungjawab terhadap pekerjaan. Kami pun menyadari, waktu bersama orang terdekat mungkin harus terkorbankan demi menjalankan amanat pekerjaan.

Dari komitmen kami itu, mungkin orang berpikir kami memiliki ambisi besar terhadap karir. Itu tidak salah. Tapi, kami juga memiliki keinginan, seperti layaknya orang lain dengan cita-cita masing-masing.

Pembahasan isu kian melebar tentang perjalanan para jurnalis perempuan yang terkenal di televisi atau media cetak. Asumsi kami, mereka telah berada pada puncak karir. Kami melihat mereka sebagai sosok yang keren, cerdas, dan memiliki masa depan yang hebat. Proses mendapatkan posisi sebagai jurnalis keren (minimal versi kami), pasti itu tidak mudah. Mereka harus melewati tantangan untuk mencapainya. Tapi, apakah mereka pasti bahagia ketika telah menempati posisi karir yang sedemikian keren itu? Atau jangan-jangan, mereka sempat mengalami pilihan sulit antara memperjuangkan karir atau menikmati suatu kebahagiaan?

kemudian, bahasan menjadi lebih serius, ketika kami berpikir tentang esensi kebahagiaan. Setiap orang memiliki parameter berbeda untuk bisa dikatakan bahagia. Beberapa hal yang mungkin sama di antara banyak orang, seperti hubungan baik dengan Tuhan, keluarga, sahabat, lingkungan, dan karir. Jika sudah begitu, berarti puncak karir berposisi sebagai salah satu bagian dari kebahagiaan. 

Mungkin hasil diskusi kami pada sebuah kedai makan bernama Onyx di daerah Tirto Agung ini masih terlalu dangkal untuk mengkaji profesi jurnalis atau jaminan kebahagiaan yang akan didapat. Namun, kami percaya, jika tidak ada profesi yang tidak baik. Profesi ya, bukan pekerjaan, meski kadang pekerjaan pun ada yang sama mulianya. Niat dan kesungguhan mengerjakan pekerjaan, menurut kami juga bisa mendatangkan kebahagiaan. Mungkin hidup tidak sesederhana ini, tapi paling tidak, kami sudah mulai memikirkan dan merencanakannya. 

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung. Jangan lupa menulis komentar ya :)