Wednesday 25 June 2014

Episode Hujan


*Secara nggak sengaja menemukan tulisan ini. Ternyata momennya sudah tiga semester yang lalu, bahkan aku hampir lupa detailnya seperti apa.

Selasa, 4 Desember 2012. Aku, Vella, Dhea, dan Ulil, berencana mengikuti workshop dan lomba hias cupcake. Acara itu diadakan teman-teman kami yang mengambil mata kuliah kampanye PR dan bekerjasama dengan Seni Rasa (@seNIRAsa_). Setiap regu terdiri dari dua orang, aku-vella dan  Dhea-Ulil. Tapi, hanya aku-vella yang maju lomba, dan Dhea batal karena Ulil absen ke kampus.

Hari diawali dengan persiapan ke kampus kurang dari 20 menit. Yes, ini karena efek kesiangan dari tidur yang hanya 90 menit setelah pukul 07.00. Kalau boleh menyalahkan seseorang, aku mau menyalahkan Vella yang sudah memberi harapan palsu untuk liputan ke Johar dan memberi kesempatan tidur setelah pukul 07.00. #Sial1

Sejak pagi, cuaca Semarang memang mendung, bahkan cenderung bersuhu dingin. Pukul 09.00 ketika workshop dimulai, langit juga masih mendung. Sebelum dimulai, kami sempatkan mampir ke stand Seni Rasa untuk membeli cupcake, meski nggak begitu ngaruh jadi sarapan.

Di acara itu, digelar presentasi seputar cupcake dan demo pembuatannya. Ketika cupcake Red Velvet itu dipanggang, wangi enak langsung memenuhi ruangan. Setelah 45 menit menunggu, cupcake-nya matang dan peserta dipersilakan mencicipi. Dhea dengan sigap maju dan mengambil sebuah cupcake yang sudah dipotong jadi empat. Jihaaa... Enaakk... #Hoki1

Selanjutnya, lomba menghias. Peserta lomba dibagi menjadi dua bagian, 10 kelompok di dalam ruang teater dan sisanya berkreasi di teras. Baru beberapa menit lomba dimulai, hujan turun dengan derasnya. Sialnya, kami mendapat lokasi lomba di teras ruangan. Hzzzz..

Aku dan Vella menghias cupcake, sementara Dhea mengabadikan momen konyol kami bermain phondan atau semacam gula-gula berbentuk pasta.  Dengan tema My Heroes yang ditetapkan panitia, kami memilih ide “Petani” sebagai pahlawan. Ini ideku, karena kebanyakan peserta mengambil isu ibu dan ayah. Awalnya, Vella usul Mbah Nur (Ini adalah dosen Ilmu Komunikasi yang menurut Vella berjasa memberikan nilai C untuk mayoritas mahasiswa. #abaikan). Kami menghias cupcake dengan terus memakan phondan. Ketika hujan turun, kami masih sibuk menghias dan melupakan sepatu yang terkena air. #Sial2

Waktu menghias sudah selesai. Kami masuk kembali ke ruang teater dan melakukan penilaian. Melihat karya peserta lain sih, kami jadi pesimistis menang. Yang penting bisa pegang phondan. Selama penilaian, kami dihibur dengan banyak games, salahsatunya best tweet. Peserta diminta bercerita atau berkomentar tentang jalannya acara dalam 140 karakter dengan mention @seNIRAsa_ dan hastag #senirasa. Jeng jeng jeng, aku yang dapat predikat itu. Hadiahnya adalah lasagna dan voucher belanja di Seni Rasa. #Hoki2

Setelah acara selesai, kami keluar ruangan dengan membawa sebuah lasagna dan cupcake (karya peserta bisa dibawa pulang). Waktu itu, hujan masih turun dengan derasnya. Akhirnya kami putuskan ke mushola dulu. Oh, iya, di masa hujan seperti ini, musala jadi semakin ramai lho dengan mahasiswa yang selain salat juga menunggu hujan reda (termasuk kami).

Menunggu hujan yang nggak juga reda, Vella dan Dhea punya rencana liar: menerobos hujan. Faktor lapar menjadi alasan utama. Setelah melepas sepatu, kami siap berlari menerobos hujan menuju parkiran yang sebenarnya jaraknya lumayan jauh. Sampai pos satpam, baju sudah basah. Dan misi terus berlanjut menuju tempat makan.

Tujuan kami adalah Zeiwoo, sebuah kedai soto yang sudah jadi langganan. Sesampainya di lokasi, kami sudah mulai menggigil. Bajuku yang paling basah di antara Vella dan Dhea. Ketika memesan soto, ada tatapan aneh semua orang, mulai dari penjual, pengunjung, sampai petugas parkir. #Sial3.
Kami memilih bangku di tempat terpisah dari pengunjung lain. Dan ketika soto selesai disantap, kami melanjutkan dengan lasagna dan cupcake. Waww.. perfecto.

Setelah perus kenyang, aku baru teringat pada ponsel dan kamera yang tersimpan di dalam tas. Kalau tasnya basah parah begini, besar kemungkinan bagian dalamnya juga basah. Waktu meraba ponsel, dingin. Ketika diangkat, basah. Dan pas dinyalakan, di dalam layar ada semacam akuarium (air). Deg, jangan sampai wafat deh. Nasib kamera lebih beruntung, karena meski basah, dia masih selamat. #Sial4.

Reaksi Dhea dan Vella sama sekali diluar dugaan. Mereka tertawa, saudara-saudara. Tertawa karena sekarang aku menyusul nasib ponsel mereka yang wafat atau hampir wafat setelah nyempung ke air. Dhea karena liputan di laut, sementara Vella karena penanaman mangrove dan snorkeling di Baluran. Sekarang, mereka tertawa karena ponselku “hampir” senasib dengan mili mereka. Setelah diangin-anginkan lima jam pun ponselku masih berbentuk akuarium, dilengkapi motif aneh di display dan lampu keypad yang mati. #Sial5.

Tidak berhenti di situ, karena Dhea dan Vella malah mengingatkanku tentang hal yang sebenarnya bisa mencegah kecelakaan ini: rain cover. Yes, backpack-ku dilengkapi rain cover, yang justru mubazir karena kelupaan memasang. #Sial6.

Sepulang makan, hujan sudah hampir berhenti. Hampir lho ya, dan masih ada gerimisnya. Dhea langsung pulang ke rumah, sementara aku dan Vella mampir ke tempat Mbak Nasti untuk membahas sertifikat seminar di organisasi. Obrolan yang berlansung di teras kos itu sukses membuat kaki menggigil disko. Oh, no, dan kemudian diperparah dengan gejala perut kembung yang aku dan Vella alami. #Sial7.

Selesai urusan di kos Mbak Nasti, aku menyempatkan diri mampir ke ATM di Toko Tembalang. ATM di sini hanya ada satu, tapi ada tiga orang yang mengantre di depanku. Aku mengantre dengan kaki menggigil, plus dilirik sebagai orang aneh karena memakai pakaian basah dan telanjang kaki. Oh, iya, aku yakin pengguna-pengguna ATM di depanku nggak cuma ambil uang, karena di dalamnya lama banget. Padahal yang di belakangnya sudah hampir pingsan menggigil. #Sial8.


Nah, antre ATM itu jadi penderitaan terakhir di hari hujan ini... Yok, kita pulang. Meski ada dua keberuntungan dan delapan kesialan, hahaha.

*foto cupcakes sudah tidak ditemukan. Maafkan...

2 comments:

  1. Oi, oi, Ramadan oi.... -__-"
    Harusnya jangan posting makanan dong. Di tivi udah banyak iklan2 sirup ama mie, ya..... :P

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yasalam, Imam. Ini sebenernya tulisan udah dari lama, tapi baru keposting. Lagian aku postingnya udah dari H-3 Ramadan tuh :P

      Delete

Terima kasih telah berkunjung. Jangan lupa menulis komentar ya :)