Siang hari, di ruang jurusan, setelah mengopi materi dari komputernya Mas TL.
Mas
TL: Dian, kamu beli flasdisk logam, enggak takut nyetrum?
Dian:
Itu gratisan kok, Mas. Dari PMI. Emang tadi nyetrum ya, Mas? *beneran khawatir,
dikira mas dosen jadi korban setruman si flashdisk*
Mas
TL: Enggak. Khawatirnya aja, nyetrum...
Dian:
....
***
Masih
di ruang jurusan, membicarakan soal koran dan majalah.
Dian:
Jurusan sudah nggak langganan Koran Tempo lagi ya, Mas?
Mas
TL: Enggak. Tapi di rumah, saya langganan Koran Tempo sendiri. Kompas, juga. *langsung
mengeluarkan Koran Tempo bergambar Jero Wacik*
Mas
TL: Kalau majalah Tempo, tergantung. Kalau isinya bagus, ya saya beli. Saya kalau
beli majalah, kadang sampai ada yang nggak terbaca. Banyak kan, tulisannya..
Dian:
Tapi edisi minggu ini bagus banget, Mas..
Mas
TL: Yang Jokowi itu kan? Kamu punya? Sini pinjam. Kalau bagus, nanti saya juga
beli.
*Sambil
buka-buka halaman majalah* Mas TL: Kadang saya juga eman-eman, kalau beli
Majalah Tempo. Sekarang 35 ribu, kan?
Dian:
Iya, Mas. Berasa mahal. Apalagi buat saya, mahasiswa...
***
Masih
di ruang jurusan. Mata menjelajahi deretan buku di rak.
Dian:
Mas, saya boleh pinjam buku di sini? *sambil nunjuk rak buku*
Mas
TL: Mau pinjam buku apa?
Dian:
Wars Within.
Mas
TL: Yang bahasa Indonesia atau Inggris? Di situ ada dua.
Dian:
Yang bahasa Indonesia aja. *Tangannya langsung memegang buku berwarna hijau*
Mas
TL: Boleh. Tapi besok langsung dibalikin ya..
Dian:
Lah, cuma dipinjemin sehari, Mas? Bentar banget... *pasang muka melas*
Mas
TL: Mau kamu baca atau foto kopi? Difoto kopi aja, sehari jadi.
Dian:
Ooohhh.. Baiklah...
***
Di
depan ruang jurusan.
Dian:
Ulil, kamu mau partneran sama aku foto kopi buku ini nggak? *mengajak
partneran, karena banyak promosi, foto kopi buku 1 gratis 1*
Ulil:
Itu berhubungan sama skripsimu?
Dian:
Enggak sih. Tapi ini buku bagus...
Ulil:
Enggak ah..
Dian:
Bukunya bahasa Indonesia kok..
Ulil:
Sejak aku dikasih banyak e-book sama Mas TL, aku udah makin biasa sih baca
bahasa Inggris.
Dian:
... *Eh, tunggu. Kenapa dia jadi pamer terbiasa baca bahasa Inggris?* *Aku diam
sih, tapi rasanya pengen gampar si Ulil*
***
Sore
hari, di depan bank M.
Dari
kejauhan, melihat teman kuliah. Langsung berinisiatif menyapa.
Dian:
Hey, Moan...
Moan?:
Hey..
Dian:
Lama nggak ketemu. Eh, tadi aku kira kembaranmu...
Moan?:
Emang ini kembarannya, hahaha.
Aku
masih mengira dia adalah Moan, karena jawabannya terkesan bercanda banget.
Dian:
Kamu ke mana aja? Jarang ke kampus ya?
Moan?:
Moannya lagi cuti. Dia pulang ke Medan.
Dian:
Lah, jadi ini beneran bukan Moan ya? Maaf...
Moan?:
Kan tadi udah dibilang, hahaha. Temen seangkatannya Moan?
Dian:
Iya, seangkatan, sejurusan, sekelas. Emm eh, aku masuk duluan ya. Daaa. *langsung
kabur, buru-buru masuk bank*
***
Malam
hari, di minimarket I.
Dian:
*setelah melihat-lihat deretan alat tulis* Mas, di sini ada CD-R nggak?
Mas
Petugas: Oh, ada. Nanti bilang ke kasir aja.
Dian:
Oke, makasih.
*langsung
ke kasir*
Dian:
Mbak, ada CD-R?
Mbak
Petugas: Ada.. *dia langsung mengambil suplemen CDR*
Dian:
Mbak, saya nyari CD-R. CD. Bukan suplemen CDR.
Mbak
Petugas: Oh, nggak ada. Lagi kosong. Adanya CDR. *Tetep gitu ya, membawa-bawa suplemen
CDR*
Dian:
Hm... Baiklah. Makasih.
Kalau aku, nyebut CD-R, kok malah njurus ke sempak ya?? Hahahah... :P
ReplyDeleteHaaaa??? Untung petugas Indomartnya bukan kamu, mam.. -_-
Delete