Wednesday 27 March 2013

Surat untuk Perempuan



Aku perempuan, dan aku bangga terlahir sebagai perempuan.

Kata ibuku, perempuan adalah makhluk Tuhan dengan sederet keistimewaan. Keistimewaan itu tercermin dari segi fisik, psikologis, atau reproduksi. Itulah sedikit bayangan tentang anugerah Tuhan untuk perempuan. Aku juga ingat, ibuku pernah melucu dan berkata: Perempuan bisa mengenakan baju apa saja. Perempuan bisa pakai celana, sementara laki-laki tidak mungkin dong pakai rok seperti perempuan. Iya, setidaknya itu tabu dilakukan di negeriku.

Monday 25 March 2013

Preman Seksi itu Bernama Dhea

Muka aneh Dian dan Cucut.
Cucut Preman Permen Pemean.

Hai Dhea (atau yang lebih enak disapa Cucut), masih ingat dengan empat kata itu? Aku selalu ingat, jika susunan kata itulah yang menjadi identitasmu di akun jejaring sosial itu. Nama itu memang sudah nggak kamu pakai lagi sejak lebih dari dua tahun lalu, tapi jiwa ‘preman’mu masih tetap menempel yak.

Sunday 24 March 2013

Vella: Hidup Memang Harus Dibawa Hepi

Dian dan Vella
Baru saja kamu mampir ke kos-ku dengan air mata yang hampir menetes. Setelah duduk sebentar dan bercerita, kamu dengan mudah menekan masalah itu. Aku yang mendengar saja langsung dongkol, sementara kamu dengan kuat menahan air mata itu agar tidak menetes. Bahkan, kotak tisu yang kusodorkan juga kamu kembalikan. Ah, iya, airmatamu memang terlalu berharga untuk diteteskan. Aku tahu itu.

Saturday 23 March 2013

Surat untuk Manunggal

Keluarga Manunggal 2013
Aku ingat, pertama kali kita bertemu dan kenalan. Waktu itu aku masih SMA, dan seharusnya berada di sekolah untuk menerima bimbingan kepala sekolah. Tapi gegara secarik agenda di harian lokal itu, anak bau kencur sepertiku rela bolos untuk bertemu denganmu. Menuju pertemuan itu, bahkan aku sama sekali tidak ada bayangan seperti apa dirimu, dan tidak terlalu peduli seperti apa wujudmu. Mungkin beginilah, kalau keinginan sudah bicara.

Saturday 2 March 2013

Melawan Abrasi Demi Tanah Leluhur

Papan yang menandakan pelestarian lingkungan Tambaksari. 
Papan ini berada di pintu masuk perkampungan.
“Indonesia memang memiliki 70 persen lautan. Tapi kalau air laut terus naik, angka itu pasti juga akan ikut naik,” kata seorang kawan yang tinggal di pesisir Pantai Morosari, Kecamatan Sayung, Demak, Jawa Tengah.

Friday 1 March 2013

Mereka Ingin Dikasihi, Bukan Dikasihani

“Kasihan sekali, dia harus berjalan menggunakan tongkat.”

Kalimat itu saya dengar ketika berada di dalam angkot menuju kampus, yang berhenti sejenak karena ada seseorang memakai kruk yang tengah menyeberang jalan. Sejenak saya mengalihkan pandangan pada seorang mahasiswi yang duduk di seberang kursi. Dialah yang mengatakan kalimat di atas, dengan wajah

Mereka tidak bersalah atas anugerah yang diberikan Tuhan kepadanya. Dengan keterbatasan itu, bahkan tidak menjamin mereka kalah dari kita.

Tanpa disadari, diskriminasi juga terjadi di kampus. Di wilayah yang katanya berisi para intelek ini, masih belum bisa bersikap cerdas kala memperlakukan orang lain.