Aku pernah malu banget dengan Mas
Acil karena bangun kesiangan. Waktu itu tanggal 2 Agustus, dan jam 07.30 pagi,
ada SMS dari Mas Acil yang menanyakan alamat email. Tapi, aku baru bangun, buka
SMS, dan membalasnya setengah jam kemudian. Saat itu, aku masih berjuang
mengumpulkan nyawa dari tidur yang hanya 2 jam 30 menit. Nggak berapa lama (dua
menit), ada balasan dari Mas Acil; “Coba cek, saya sudah kirim. Kabari ya.”
Showing posts with label Magang. Show all posts
Showing posts with label Magang. Show all posts
Saturday, 22 September 2012
Monday, 17 September 2012
#6 Di Tempo, Aku Belajar... Kebutuhan Menulis
Tempo bekerja dengan menulis.
Media itu berbagi informasi melalui tulisan. Ketika aku di sana, berarti aku
harus menulis berita. Menuliskan fakta dengan kemasan yang Tempo “mau”.
Selama sebulan, aku sama sekali tidak
mengalami kebosanan akibat rutinitas magang. Pagi berangkat liputan, siang di
lapangan, sore pulang kantor, dan malam waktunya pulang kos. Monoton? Tentu saja
enggak. Justru sku dapat banyak hal baru ketika berada di lapangan dan kantor. Sangat
berwarna. Dari isu yang diliput, sampai tulisan yang dilaporkan.
Sunday, 9 September 2012
#5 Di Tempo, Aku Belajar... Mengendalikan Emosi
Selama magang di Tempo, aku
mengalami banyak peristiwa unik dan baru pertama kali. Tempo berbeda dengan
kuliah. Isu yang diliput juga berbeda dengan yang aku terima di bangku kuliah. Isu
di sini yang langsung berkaitan dengan “masyarakat”, terlebih Jakarta, menjadi
pengalaman baru.
Nggak ada liputan yang nggak
meninggalkan kesan. Kenangan tentang peristiwa dan isu yang diliput, akan lebih
diingat jika menumbuhkan emosi tertentu. Senang, sedih, takut, marah, semua
bisa dirasakan ketika di lapangan. Selain pengalaman yang aku tulis di #3 Di Tempo, Aku Belajar... Jurnalisme Empati , ada banyak kejadian lain yang mengaduk
emosi.
Ilustrasi |
Thursday, 6 September 2012
#4 Di Tempo, Aku Belajar... Safari Stasiun dan Terminal
Banyak hal seru dan menarik yang terjadi
ketika memasuki bulan Ramadan. Jelang musim mudik, semakin banyak cerita
dikemas kota besar yang akan ditinggalkan penghuninya. Jakarta dengan mayoritas
warga pendatang, menjadi salahsatu kota yang terlihat sibuk jelang Lebaran.
Foto: Tempo.co
Antrean calon penumpang di loket Stasiun Pasar Senen, Jakarta |
Isu seputar mudik atau pulang
kampung ini sangat dicari oleh kompartemen Metro di Tempo. Sebagai Magangers,
aku pasti juga akan dilibatkan. Tanggal 19 Juli, setelah peliputan di Masjid
Agung Sunda Kelapa, Mas Acil memintaku meluncur ke stasiun Gambir untuk
mengecek kesediaan tiket kereta untuk mudik.
Tuesday, 4 September 2012
#3 Di Tempo, Aku Belajar... Jurnalisme Empati
Menjadi wartawan tidak selamanya
kaku dan formal. Wartawan harus mengetahui momen di mana dia bersikap kaku dan
sebaliknya. Ketika di lapangan, wartawan tidak hanya mengejar berita, tapi juga
mempelajari apa yang dia temukan.
Tanggal 27 Juli, aku diminta
melihat kondisi korban kebakaran di Jembatan Besi, Tambora. Menuju lokasi itu,
ternyata lumayan sulit. Berangkat dari Kebayoran, aku memilih busway karena
alasan kepraktisan. Namun, rute jalan yang membingungkan, akhirnya membuatku
melanjutkan perjalanan menggunakan angkot dua kali.
Foto: Antara |
#2 Di Tempo, Aku Belajar... Profesi Wartawan
Setelah mengikuti acara launching
Menjadi Indonesia dari Tempo Institute (Baca: #1 Di Tempo, Aku Belajar... Keluarga Baru ), aku datang ke kantor Tempo di Kebayoran
pada Senin, 16 Agustus. Mbak Mardiyah, Mbak Icha, dan awak Tempo Institute lainnya yang tahu aku berminat di
jurnalistik, langsung mengusahakan agar aku bisa magang di redaksi Tempo.
Di akhir magang, Dian berfoto bersama Mas Acil, Mas Seno, Pak Komang, dan Mas Yandi (dari kiri). Sedangkan anggota keluarga lainnya, berfoto terpisah. |
#1 Di Tempo, Aku Belajar... Keluarga Baru
Sebulan berada di Tempo,
kompartemen Metro, ada banyak pelajaran yang aku terima. Mulai dari penerapan
ilmu jurnalistik, penulisan berita, sampai suasana kerja wartawan yang baru
kali ini aku rasakan.
Magang ini dimulai tanggal 12
Juli lalu, dan aku mengawalinya dengan bergabung di acara launching Menjadi Indonesia. Program ini merupakan sebuah kompetisi
esai mahasiswa, yang intinya merangsang pemuda bangsa berpikir untuk kemajuan
negerinya. Acara tahunan yang digelar sejak 2009 itu diadakan oleh Tempo
Institute lho, tempat aku magang.
Foto: tempo-institute.org
Pengisi acara launching Menjadi Indonesia |
Wednesday, 1 August 2012
Liputan adalah Belanja, Menulis adalah Memasak
Subscribe to:
Posts (Atom)