Saturday 23 March 2013

Surat untuk Manunggal

Keluarga Manunggal 2013
Aku ingat, pertama kali kita bertemu dan kenalan. Waktu itu aku masih SMA, dan seharusnya berada di sekolah untuk menerima bimbingan kepala sekolah. Tapi gegara secarik agenda di harian lokal itu, anak bau kencur sepertiku rela bolos untuk bertemu denganmu. Menuju pertemuan itu, bahkan aku sama sekali tidak ada bayangan seperti apa dirimu, dan tidak terlalu peduli seperti apa wujudmu. Mungkin beginilah, kalau keinginan sudah bicara.

Di awal pertemuan itu, kamu langsung memberikan banyak pelajaran tentang dunia yang sangat aku impikan. Beragam cerita coba kamu sampaikan, dan aku masih saja setia mendengarkan. Kamu janjikan ribuan cerita keren yang akan aku terima, bila bergabung denganmu. Meski harus dua kali datang ke gedung Prof. Soenardi, aku toh masih semangat saja. Aneh, memang.

Ketahuilah, berkenalan denganmu, memberikan satu alasan lagi untukku menjalani masa studi di kampus ini. Sepulangnya dari pertemuan itu, bahkan aku langsung bercita-cita menjalani keseharian keren di kampus bersamamu. Hingga memasuki minggu kedua aku berkuliah, jalan mulai terbuka untuk kita kembali bertemu.

Aku datang ke rumahmu. Ternyata, jalannya sama sekali tidak mudah. Aku ingat masa-masa berat perjuangan agar aku bisa tetap bersamamu. Bahkan proses itu dinamakan magang. Proses pertama yang aku jalani, sampai harus meneteskan air mata. Sekitar empat bulan kemudian, sehari setelah aku bertambah usia, ada surat resmi yang menyatakan kebersamaanku denganmu akan berlanjut hingga beberapa tahun ke depan. Kamu tahu, aku sampai menangis kegirangan.

Aku menjalani proses panjang bernama pembelajaran. Aku belajar banyak, tentang hal yang tidak aku dapatkan di kampus.

Kini, sudah menginjak tahun ketigaku bersamamu. Ini juga yang menjadi tahun terakhirku merasakan kehangatan keluarga sepertimu. Ah, rasanya terlalu cepat. Meski begitu, aku sangat berterimakasih, karena kesediaanmu menerimaku bergabung dalam keluargamu ini. Terima kasih, Manunggal.

Ehm, iya, aku pikir cerita ini juga penting. Hingga sekarang, aku telah berkenalan dengan banyak sosok keren, dan itu berkat kamu. Setidaknya, aku kenal dengan Mbak Mia, Mbak Ridha, Mas Chip, dan Mbak Ratna. Eh, angkatan merekalah yang bekerja keras menyelenggarakan acara keren, semasa kita pertama bertemu dulu.

Setelah itu, aku juga mengenal Mas Huda, Mas Septian, Mas Makrus, Mas Rio, Mbak Sasti, Mbak Afid, Mas Hasan, Mbak Nasti, Mbak Nita, dan Mas Afiq, yang turut memberikan pelajaran dan pengalaman keren.

Nah, ini dia beberapa nama yang bergabung dengamu pada masa yang sama denganku. Ada Didi, Fery, Nana, Rina, Fakhrul, Dwiki, Restu, Sigit, Muti, dan masih ada sekitar 15 nama lagi. Sesudah itu, ada lagi teman yang bergabung seperti Vella, Hanum, Nina, Ulil, Ninin, Ayu, dan masih banyak lagi. Lebih keren lagi, aku juga menyaksikan puluhan nama kembali bergabung denganmu, seperti Shela, Iqbal, Irzal, Klaudia, dan masih ada sekitar 20 nama lagi. Tahun ini, juga akan ada nama-nama yang kembali bergabung denganmu. Kita nantikan saja.

Oh, iya. Kamu juga mengajarkanku untuk selalu kuat berproses. Ada yang datang, dan ada yang pergi. Ini memang berjalan alami, tapi beberapa di antaranya, harus terbentur karena alasan lain. Sudahlah, sekali lagi, ini tentang proses.

Di tahun ketiga bersamamu, hanya tersisa Fakhrul dan aku, yang berasal dari pemagang 2010. Jika mengingat ada sekitar 50 pemagang dengan 25 di antaranya lolos, rasanya itu tidak masuk akal. Tapi memang begitulah yang terjadi.

Sekarang, kita menatap sepuluh bulan ke depan, waktu yang tersisa untukku bersamamu. Di bawah kepemimpinan Fakhrul, percayalah, kami akan memberikan yang terbaik untukmu. Kamu lebih mengenalnya, dan pada sosok seperti Fakhrul-lah, kami menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan yang membawa namamu kian besar dan semakin kokok berdiri. Itu sudah menjadi komitmen kami, untukmu, Manunggal.

7 comments:

  1. dan aku masih ingat saat pertama kita saling menyapa dan makan bareng hehe ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah, iya. Momen itu. Waktu itu hari Selasa, hari pertama Dian datang ke Manunggal untuk menerima status magang, dengan Mbak Sasti sebagai Kambing. Sebelum acara dimulai, kita makan ayam lada hitam kan ya mbak.. :)

      Delete
  2. Semangat untuk Dian dan Fakhrul. Kalian hebat. :)

    ReplyDelete
  3. selamat berproses Dian...semangat yah...

    ReplyDelete
  4. Pertemuan yang romantis^^
    Jadi ikut terharu :')

    ReplyDelete
  5. waktu ngeliat dian, kita tau, kamu punya semangat yang kalah ama kita-kita. Bangga ngeliat dian tetap dan terus menulis :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, kapan ya mbak, kita terakhir ketemu? Jangan-jangan waktu dian jadi peserta OTS ya? Tahun 2010. Udah lama banget ya, hehe

      Delete

Terima kasih telah berkunjung. Jangan lupa menulis komentar ya :)