Museum Fatahillah, Kota Tua Jakarta. |
Hari Museum Internasional atau International Museum
Day diperingati setiap 18 Mei. Pada perayaannya, ada sederet acara yang digelar
pemerintah, pengelola museum, atau komunitas pecinta sejarah. Nggak Cuma itu,
perayaan Hari Museum Internasional juga ramai di jagad Twitland dengan hastag
#IMD2013.
Sejak sehari sebelum perayaannya, jejaring sosial Twitter mulai ramai dengan kicauan bertema museum dan sejarah. Akun yang ramai berkicau tentang museum seperti @IndoHistoria dan @AsepKambali. Dua akun itu sering aku ikuti, karena memang menyajikan banyak cerita tentang sejarah dan museum. Itulah yang aku sukai.
Aku juga turut meramaikan kicauan berhastag #IMD
loh. Pada 18 Mei tepat pukul 00.01 WIB, aku langsung mentwit ucapan selamat
Hari Museum Internasional, dan diikuti berbagai twit tentang museum. Dalam
waktu dua jam saja, aku mentwit berhastag #IMD2013 sebanyak 26.
Ah iya. Sejak beberapa hari sebelum perayaan ini,
Komunitas Historia Indonesia sudah ramai mengumumkan agenda Jakarta Festival
Museum Day 2013 yang salah satu acaranya berupa diskusi di depan Museum
Fatahillah, Kawasan Kota Tua Jakarta. Di sana, sang founder Komunitas Historia
Indonesia, Asep Kambali, akan bercerita banyak tentang sejarah. Nggak cuma itu,
komunitas ini juga menggelar lomba Jelajah Museum untuk menyemarakkan perayaan
ini.
Pemerintah DKI Jakarta bersama Forum Komunikasi
Antar Museum juga merayakan Hari Museum Internasional dengan menggratiskan
tiket masuk di 10 museum yang berada di bawah pengelolaannya dengan syarat
mengenakan baju batik. Menurutku, cara ini kreatif untuk menarik minat
pengunjung. Namun, jika mengingat tiket masuk museum yang hanya beberapa ribu,
kok kayaknya nggak begitu efektif juga ya.
Aku suka ke museum, apa saja. Setidaknya aku pernah
mengunjungi 12 dari sekitar 280 museum di Indonesia. Museum yang pernah aku
kunjungi: Museum Masjid Agung Jawa
Tengah, Masjid Agung Demak, Konferensi Asia-Afrika, Pos Indonesia, Geologi,
Jamu Nyonya Meneer, Ronggo Warsito, Fatahillah, Bank Madiri, Bosscha, Seni
Affandi, dan La Galigo. Sudah lumayan banyak sih, tapi masih kurang lah
mengingat ada ratusan museum di Indonesia yang beberapa di antaranya malah
berada di kota-kota sekitar Semarang.
Ada sensasi unik kala berkunjung ke museum. Setiap
mengunjungi museum, aku serasa menyeberang ke masa lampau. Lebay? Mungkin iya,
tapi setidaknya itu yang aku rasakan. Ada perasaan kagum, betapa butuh proses
panjang untuk sampai di masa sekarang. Selain itu, suasana tenang dengan barang
khas masa lalu (atau beberapa tahun lalu) justru membuatku semakin menikmati.
Di sisa tahun 2013 ini, aku punya target mengunjungi
minimal lima museum. Menurutku sih nggak terlalu sulit, karena di sekitar
tempat tinggalku juga ada banyak museum seperti Mandala Bhakti dan Museum Jamu
Jago di Semarang yang belum aku kunjungi. Jika mau melangkah lebih jauh lagi,
ada Museum Kretek di Kudus, Museum Batik Danar Hadi Solo, Museum Batik
Pekalongan, Museum RA Kartini di Rembang, dan Museum Arkeologi di Sangiran.
Terkait cita-citaku sebagai jurnalis, aku juga ingin
menjejakkan kaki di Newseum. Newseum yang berada di Washington DC ini merupakan
museum yang menyimpan koleksi berupa berita terpopuler dan karya jurnalistik
spektakuler di dunia. Ada satu kutipan menarik yang terpasang pada marchandise
yang dijual di Newseum berbunyi “Not tonight, Dear. I’m on deadline”.
Sebenarnya, Indonesia juga bisa mendirikan Newseum
versi mini. Negeri ini memiliki cerita panjang tentang dunia jurnalistik.
Banyak momen penting pergerakan pers Indonesia yang bisa menjadi pelajaran,
mulai dari pendirian kantor surat kabar masa kolonial, pers masa orde baru,
hingga sekarang.
Tulisan
ini memang lebih bercerita tentang cita-citaku terkait museum. Menurutku,
banyak cerita di Indonesia yang bisa menjadi pelajaran berharga di masa
mendatang, termasuk jurnalistik. Aku percaya, ada banyak orang yang mencintai
sejarah, dan ingin menularkan semangat cinta sejarah dan museum kepada dunia.
Aku pun percaya, museum di Indonesia bisa ramai seperti yang di luar negeri,
karena semakin banyak yang mencintainya.
dian,ternyata aq menang dari kamu lho.aq udh ke 14 museum di Indonesia^^
ReplyDeleteIye iye..
DeleteEh, segera atur jadwal ke Mandala Bhakti dan Museum MURI ya maaak.. :D
Sippoh,,
DeleteTp aq mau ngalahin rekor museum-mu dl.haha..biar impas :D
Weleh, weleh, banyak banget museum yang udah kamu kunjungi, Dian.... Ckckck..
ReplyDeleteLama-lama kamu bisa direkrut jadi penjaga museum tuh. :D
Masih sedikit tuh, kalau dibandingkan ada 280 museum. Kamu udah ke berapa museum, Mam? Posting juga lah.. :D
DeletePenjaga museum? Kayaknya jadi kurator lebih seksi dah, hahaha
Baru berapa ya?? Kelupaan ngitung.....
Deletediannn
ReplyDeleteajak-ajak aku kalo mo ke museum
kalo ke museum la galigo makassar dihitung juga gakk? hoho
Hayuk aja. Juli-September aku mau berjelajah museum. Atau, kamu ke Semarang aja, ntar tak ajak ke museum jamu..
DeleteLa Galigo, jelas dihitung dong ya, museum keren begitu :)