Tiba-tiba saja, saya kangen naik kereta api dan pesawat terbang. Sudah lebih dari setahun saya tidak naik kereta dan pesawat. Tentu saja gara-gara pandemi, dan saya tidak tahu kapan bisa kembali merasakan pengalaman naik kereta dan pesawat lagi.
Perasaan kangen itu bermula dari cerita tetangga kos yang kembali bisa naik pesawat untuk pulang kampung sejenak ke Pontianak karena ayahnya sakit. Itu juga pengalaman pertamanya setelah lebih dari setahun tidak naik pesawat, dan kini semua prosedur untuk bisa naik pesawat telah jauh berubah. Lagi-lagi, karena pandemi.
Setelah mendengar cerita itu, saya mendadak mellow karena sudah terlalu lama tidak pulang kampung, yang tentu saja beserta pengalaman naik kereta dan pesawat. Terkadang, kalau tidak mau dibilang sering kali, muncul perasaan iri pada teman yang bisa punya keberanian besar untuk nekat naik kereta dan pesawat agar bisa bepergian, termasuk pulang kampung.
Saya tidak punya keberanian sebesar itu mengingat ayah saya termasuk kelompok rentan terpapar Covid-19 dan belum bisa divaksin, sementara ibuk saya telah mendapatkannya. Dari perasaan kangen itulah, saya membongkar galeri foto di ponsel untuk mencari-cari dokumentasi naik kereta dan pesawat. Buat obat kangen.
Kereta Api
Pengalaman terakhir saya naik kereta api adalah pada 14 Januari 2020. Kereta Argo Muria, rute Semarang-Jakarta.
Ini adalah pulang kampung terakhir saya, hanya 4 hari, di antara waktu resign dari kantor lama dan sebelum pindah ke kantor baru. Artinya pula, saya belum pernah pulang kampung setelah pindah ke kantor baru.
Menyesal juga saya asal menyebut tanggal 15 Januari 2020 untuk memulai kerja di kantor baru, tanpa sadar itu hari Rabu dan sangat nanggung. Kalau tahu akan ada pandemi selama ini, saya bisa sekalian bablas liburan sampai akhir bulan dan mulai kerja lagi pada 1 Februari 2020 kan? Tapi ya sudah lah.
Saya tidak punya dokumentasi ketika naik kereta. Tapi ada satu foto yang juga saya kangenin dari Stasiun Tawang: penampilan grup keroncong yang ada di stasiun setiap malam. Saya suka request lagu dan nyawer di sini.
Ngomong-ngomong, aplikasi KAI Access di ponsel yang biasanya rutin saya buka setiap 2 bulanan sekali, sejak awal pandemi telah di-uninstall. Bersamaan dengan aplikasi Traveloka dan Tix.id. Ya buat apa, belum ada rencana bepergian atau nonton juga.
Pesawat Terbang
Pengalaman terakhir saya naik pesawat adalah pada 31 Desember 2019. Garuda Indonesia, rute Semarang-Jakarta juga.
Sayangnya, kali ini untuk keperluan pekerjaan. Berangkat dari Jakarta pada 29 Desember 2019, dan kembali setelah 2 hari kemudian. Sayangnya lagi, tidak ada foto dokumentasinya.
Soal pekerjaan, sebenarnya tergolong tidak terlalu berat. Kami bahkan sempat jalan-jalan ke Lawang Sewu dan Kota Lama, walaupun soal makanan kami hanya bisa mendatangi lokasi yang sama dalam 2 malam berturut-turut, di restoran samping hotel. Karena waktu terbatas, dan jalan raya depan hotel sudah mulai ditutup untuk persiapan malam tahun baru 2020.
Berikut ini ada beberapa foto narsis kami di Lawang Sewu dan Kota Lama.
Mumpung bahas soal pesawat, ini ada beberapa foto di dalam pesawat. Naik pesawat yang seperti angkot karena bangkunya bebas memilih sendiri. Tapi tidak ada muka saya.
Penerbangan Manado-Jakarta.
Tetep kerja walaupun nggak ada internet. |
Boarding jam 04.00. Ada saya sedang ngobrol dengan Ulila. |
Ketika masuk pesawat. |
Selain kereta api dan pesawat terbang untuk perjalanan jarak jauh, saya kasih bonus beberapa pengalaman soal moda transportasi umum lainnya.
Kereta Rel Listrik (KRL)
Pengalaman terakhir saya naik KRL adalah pada 29 Februari 2020, untuk merayakan ulang tahun Vella. Selisih 2 hari sebelum kasus pertama Covid-19 diumumkan dan 2 pekan sebelum ada pembatasan pergerakan.
Ini foto kami di depan Stasiun Tangerang.
Bersama Cutsky. |
Soal KRL, ada masa-masa saya sangat sering menggunakannya untuk rute Jakarta-Bogor. Biasanya pagi-pagi sekali saya datang ke Stasiun Manggarai untuk menuju Stasiun Bogor, dan pulang kembali pada malam harinya. Sangat nyaman karena berlawanan dengan kebiasaan kebanyakan orang yang ke Jakarta pada pagi hari dan kembali ke Bogor pada malam hari.
Trio Depok yang kompak pakai Asus. |
Moda Raya Terpadu (MRT)
Saya ingin sekalian cerita soal pengalaman terakhir naik MRT, tapi tidak ingat kapan. Yang pasti tujuannya ke Haji Nawi, demi bisa makan bakmi jowo enak.
Lagi-lagi, tidak ada foto dokumentasinya. Ada foto bakmi jowo sih, tapi saya merasa tidak enak mengunggahnya di sini.
Pengalaman yang menarik justru ketika saya menjajal MRT untuk pertama kalinya pada 18 Maret 2019, karena pekerjaan. Senang sekali bisa naik MRT setelah saya juga sempat melihat proyek pembangunan beberapa stasiunnya, yang dalam ingatan saya sangat gelap, panas, dan becek.
Saya tidak ada fotonya, tetapi Friski pernah mengunggah video kami ketika naik MRT untuk pertama kalinya di Instagram Story.
Kapal (atau Perahu)
Pengalaman terakhir saya naik kapal adalah pada 5 Juli 2019, rute Manado-Bunaken. Apakah ada pengalaman menarik? Entahlah, saya sulit menikmati perjalanan di atas air karena selalu pusing.
Jika ada kesempatan untuk menghindari naik kapal, saya akan langsung memanfaatkannya. Ini sempat kejadian ketika sampai di Pulau Bunaken, saat kami harus berganti perahu kecil dengan lantai kaca untuk melihat ikan-ikan di bawah laut. Perahunya kelebihan muatan. Walaupun saya sudah lebih dulu naik dan duduk anteng di kursi, ketika mendengar instruksi penumpang harus dikurangi, saya refleks berdiri dan mengangkat tangan, "Saya, Pak!".
Saya bisa terbebas dari perahu tersebut dan punya waktu sekitar satu jam untuk bersantai di pantai, sebelum nantinya harus naik kapal lagi untuk kembali ke Manado. Saya tidak sendiri, karena ada sekitar 10 orang lainnya yang juga memilih bersantai di Bunaken untuk sekadar ngopi atau duduk-duduk.
Ini foto kami ketika bersantai di Bunaken. Ada Ryan si Akamsi (anak kampung sini) yang sudah bosan main ke Bunaken, beserta anak-anak yang gampang pusing ketika naik kapal.
Pengalaman saya naik kapal dan perahu memang tidak banyak. Hanya untuk rute Banyuwangi-Bali, Jakarta-Pulau Pari, Jakarta-Onrust-Kelor, Ambon-Seram, dan Manado-Bunaken. Sempat menikmati ruangan VIP ketika menggunakan kapal rute Ambon-Seram, dengan sofa dan pendingin ruangan, tetap saja rasanya pusing. Sungguh kampungan.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung. Jangan lupa menulis komentar ya :)