Saat ini, penyakit gula atau diabetes memang menjadi momok di
masyarakat. Penyakit ini tidak mengenal usia, yang berarti siapa saja bisa
terkena diabetes. Kata dokter, penyakit itu bisa disebabkan faktor keturunan
atau kebiasaan konsumsi gula yang melebihi kebutuhan tubuh. Nah, oleh ibu, saat
ini saya sudah diminta mewaspadai diabetes.
Ibu tersadarkan soal bahaya diabetes karena kebiasaan saya
makan makanan manis, ditambah kedua orang tuanya (kakek-nenek saya) diduga
menderita diabetes. Bagi ibu, kedua hal itu langsung jadi lampu kuning soal
konsumsi makanan manis.
Pembicaraan tentang diabetes itu diawali dengan insiden
pisang goreng. Saat menemukan pisang di kulkas, saya langsung membuatnya
menjadi pisang goreng. Sayangnya, pisang goreng itu berakhir dengan kekecewaan
karena adonan tepungnya kurang manis.
Kepada ibu, saya berkata pisang gorengnya tidak enak karena
kurang manis. Sore hari, di depan sepiring pisang goreng yang kurang manis itu,
berlangsung ceramah tentang bahaya diabetes. Oiya, kebalikan dengan saya, ibu
justru suka makanan yang tidak terlalu manis.
Ibu berkata, kebiasaan saya makan makanan manis bisa
berbahaya. Ibu bercerita, saat masih sekolah, asupan gula yang diberikan nenek
saya sangat besar. Alasannya agar tidak mudah mengantuk dan tidak lemas saat
belajar. Untuk anak-anaknya, nenek saya selalu menyiapkan teko berisi teh manis
di meja makan. Teko itu selalu terisi dan tidak pernah kosong.
Belum lagi kebiasaan nenek saya membikin jajanan untuk
keluarganya. Kata ayah, aktivitas nenek selalu di sekitar dapur dan urusannya
berkisar masak-memasak. “Pokokke, ada aja yang dimasak,” begitu katanya. Saya
jadi sulit membayangkan, berapa sendok gula yang masuk ke perut keluarga nenek saban
harinya.
Kakek saya apalagi. Dia maniak kopi. Dalam sehari, dia bisa
ngopi empat kali: pagi, siang, sore, malam. Pokoknya kakek tidak bisa
dilepaskan dari kopi. Saat ada rapat atau perkumpulan di luar rumah, dia selalu
membawa bekal kopi sendiri. Zaman dulu, saat belum ada tumbler termos, dia akan
membawa kopi di dalam sebotol kaca yang dibungkus rapat menggunakan kertas tebal serupa
kantong semen, agar panasnya awet.
Kata ibu, rumah kakek tidak pernah sepi tamu. Setiap hari,
ada saja tamu yang datang berkunjung. Biasanya para tamu membawa roti, kue,
atau gula dan kopi. Pokoknya rumah kekek tidak pernah mengalami krisis gula dan
makanan manis.
Nenek yang bertanggung jawab mengasuh empat anak dan mengurus
toko sembako, justru tidak terlalu memperhatikan dirinya sendiri. Kata ibu,
nenek jarang makan. Cukup minum teh manis, nenek merasa sudah punya tenaga
untuk menjalani segambreng pekerjaan rumah. Untuk camilan saat di toko, kata
ibu, nenek malah punya kebiasaan ngemil gula jawa.
Nah, dugaan nenek menderita diabetes itu datang saat ibu
mengingat nenek pernah jatuh, yang untuk penyembuhan luka saja harus masuk ke
rumah sakit dan perlu proses lama. Kalau itu terjadi pada masa sekarang, saat
penyakit gula sedang populer, barangkali dokter akan berkata nenek menderita diabetes.
Kalau saya, di samping kekhawatiran membawa bibit diabetes
dan kebiasaan makan makanan manis, kata ibu, sejak kecil saya sudah dicurigai (akan
sakit sesuatu) karena lahir dengan berat badan 4,5 kilogram. Kata ibuk, itu
bukan hal yang wajar (masak sih? mayoritas sepupu dan keponakan lahir dengan
berat badan di atas 4 kilogram). Jadi, dengan alasan itulah, saya diminta
memperhatikan asupan gula harian. Saya diminta berhitung, maksimal konsumsi tiga
sendok teh gula per hari (padahal segelas besar es teh saja gulanya dua sendok makan
alias empat sendok teh).
Sejujurnya, saya belum begitu khawatir tentang
diabetes. Alasannya, kadar gula darah ayah dan ibu saya normal. Mereka rutin
memeriksakan diri. Sedangkan saya, meski belum pernah memeriksakan diri,
sepertinya cukup pede tidak terkena diabetes. Saat menulis tulisan ini saja, saya terbayang lezatnya martabak dengan topping lelehan cokelat dan keju. Pakai
taburan kismis lebih nikmat.
aku juga agak2 khawatir kena diabets, di... skg bukan cuma org tua ato org gemuk ajah yg bisa terserang, siapa pun, kalau tidak mengontrol asupan gula, bisa kena diabetes...
ReplyDeleteAh, Kak Novi.. Dian jadi ikut-ikutan khawatir deh. Mesti langsung memulai ngitung asupan gula deh. Makasih infonya kak..
DeleteDi,aku jadi meh ketawa baca tulisanmu. Brownies Amanda, Roti Swiss, sama es krim KFC, udah ditengokin belum bulan ini? :D
ReplyDeleteAh, jahat kamu Cil. Kan kamu jadi penghasut utamaku soal makan makanan manis itu.. :(
Delete