Tuesday 5 May 2015

Otak Saya Malas Mikir

Bisa jadi tulisan ini adalah sebuah pengakuan, tentang otak saya yang begitu malas berpikir. Iya, otak saya termasuk otak yang pemalas. Dia suka malas melaksanakan tugasnya untuk berpikir. Padahal tugas otak kan memang untuk berpikir.

Ada beberapa hal yang bisa bikin otak saya sebal dan ngambek untuk berpikir (beberapa saat). Pertama, saat menemukan dan harus menghitung angka-angka. Tapi sepertinya, kalau soal angka, saya tidak sendirian, haha. Sedangkan yang kedua, saat menemukan singkatan dan akronim. Baiklah, jika menemukan akronim sih masih lumayan, karena lebih mudah dilogika. Nah, kalau singkatan, apalagi yang belum umum? Duh, ini sering banget bikin sebal.


Saat menemui akronim atau singkatan lewat bahasa tulis, terutama yang terbatas karakter, saya masih bisa maklum. Tetapi, akan mengesalkan kalau penggunaan singkatan itu terjadi dalam bahasa percakapan, yang tanpa batasan karakter apalagi durasi. Otak saya bisa bekerja lebih dari lima detik untuk menemukan maksud dari singkatan, misalnya WO dan WA. WO ini untuk walkout (bukan wedding organizer) dan WA untuk WhatsApp.

Yang bikin sebal saat mendengar kata yang agak susah nyangkut di otak adalah ekspresi saya yang langsung menunjukkan tatapan-tidak-mengerti-alias-bingung-yang-tentu-saja-sangat-tidak-eye-cathcing. Yasalam, kenapa harus pakai singkatan singkatan sih? Apalagi jika jumlah huruf singkatan ternyata sama atau tak jauh berbeda dengan suku katanya. Lihat saja walkout yang disingkat menjadi WO. Dua huruf dan dua suku kata. Begitu pula WA untuk WhatsApp. Terus, singkatan itu untuk apa? Enggak bikin lebih praktis juga kok.

Momen yang bikin risi juga itu saat menemukan singkatan dalam akronim. Contohnya Basarnas, Badan Search and Rescue Nasional. Bahasanya bercampur pula. Bahkan ada koran yang menulis Basarnas menjadi BAZARNAS pada judul. Potongan koran itu sampai dijadikan meme. Jadi bahan tertawaan.

Jika membaca berita, kita pasti sering menemukan singkatan-singakatan, yang sering kali belum popuper (menurut saya) dan masih asing di telinga. Nah, ini akan jadi pengetahuan baru kalau penulisnya mau menuliskan kepanjangan singkatan tersebut. Tetapi akan menyebalkan jika sampai berita selesai dibaca, saya masih belum menemukan apa maksud singkatan tadi. Biasanya sih, saat menemukan singkatan dan di awal tulisan tidak dijelaskan kepanjangannya (penulisnya terlalu asik pakai singkatan), saya sudah tidak berharap di bagian akhir tulisan itu akan ada penjelasannya.

Tulisan berita berbahasa Indonesia sih masih lumayan. Kebanyakan wartawan lokal masih suka menulis kepanjangan dari sebuah singkatan pada kalimat pertama atau kedua. Nah, yang punya kebiasaan menggunakan singkatan tapi tidak dijelaskan kepanjangannya itu justru situs berita media asing. Apalagi saat membaca berita ekonomi. Yasalam, sampai mau kejang-kejang. Pada judulnya saja sudah bisa kita temukan singkatan.

Oke, contohnya begini. Baru saja saya iseng membuka news.google.com untuk mengetahui kabar dunia. Nah, kebetulan niat belajar ekonominya sedang kambuh, jadi langsung lah saya mengklik kanal “Business”. Judul paling atas yang saya baca langsung ada singkatannya. GDP. Saat dibuka, tak ada sama sekali penjelasannya. Saya hanya bisa menduga-duga apa maksud berita itu. Tapi kemudian, saat selesai membaca berita dan mencari tahu lewat Google, ternyata maksud GDP adalah Gross Domestic Product. Oalaaahh..

Mereka mengumpamakan pembacanya sudah tahu. Padahal ada loh, pembaca dengan pengetahuan ekonomi jongkok seperti saya yang juga ingin membacanya.

Akronim memang untuk meringkas. Tapi mbok ya jangan sampai bikin ribet lah. Puspa pala Barbie...


*Ini sekadar tulisan iseng. Jangan diserusin. Kasihan otaknya sudah kebanyakan pikiran.

2 comments:

  1. Hahaha apalagi kalau udah menyangkut bahasa kekinian. Aduh, loncat-loncat kadang gak ngerti sebegitu kreatifnya orang-orang bikin singkatan yang bikin pusing. Btw (by the way) jadi inget dulu kalo nulis berita di Manunggal kalau ada akronim harus dijelasin hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha. Iya Dam, singkatan emang sering bikin pusing. Apalagi aku bukan anak kekinian.. :D

      Delete

Terima kasih telah berkunjung. Jangan lupa menulis komentar ya :)