Thursday, 1 August 2013

Jakarta Heritage Trail #Tjikini


Komunitas Historia Indonesia (KHI) kembali menggelar tur jalan kaki sambil belajar sejarah di Cikini, Jakarta. Acara yang bernama Ngaboeboerit ke Tjikini ini kembali diadakan setelah delapan tahun absen digelar. Alasannya, Cikini (ejaan lamanya Tjikini) memang menyimpan banyak cerita dan bukti sejarah yang penting untuk diketahui.
Aku menjadi salah satu di antara sekitar seratus orang yang mengikuti Jakarta heritage trail (JHT) di Cikini ini. Aku datang enggak sendirian, karena sudah janjian dengan Mbak Mia, dan kami ketemu di Stasiun Manggarai. Jam 13.00, kami mulai berdatangan di Gedung Joang 45 yang menjadi lokasi berkumpul.
Setelah registrasi, peserta mulai berbaur menunggu yang belum datang. 

Setengah jam kemudian, acara pun dimulai. Acara diawali dengan menonton film sejarah tentang Gedung Joang 45. Ternyata, gedung ini awalnya adalah hotel supermegah khusus bagi bangsawan Belanda, tamu besar, dan pejabat pribumi. Pada masa kedudukan Jepang, barulah gedung ini diberikan kepada pemuda Indonesia.
Nonton film bareng
Gedung ini juga menyimpan cerita besar seputar perjuangan pemuda Indonesia loh. Gedung Joang 45 ini menjadi tempat para pemuda mendapat pendidikan, seputar ilmu pengetahuan umum dan karakter kebangsaan. Bung Karno dan Pak Hatta juga jadi guru bagi para pemuda yang belajar di sini loh. Pada masa pemerintahan Soeharto, gedung ini dijadikan museum.

Setelah menonton film, acara dilanjutkan dengan berkeliling museum. Peserta tur ini dibagi lima kelompok berdasarkan warna. Aku dan Mbak Mia masuk kelompok merah, dengan Bang Daan sebagai pemandu. Aktivitas pertama yang dilakukan kelompok kami adalah foto-foto, narsis bersama di depan Gedung Joang 45.
Mengamati...

Setelah foto, kami lanjut masuk ke museum. Museum ini menyimpan koleksi yang keren banget, ada pedang komando perang, tandu yang dipakai Jendral Sudirman, aneka poster propaganda Jepang, sampai mobil yang dipakai Pak Karno dan Bung Hatta. Sebenarnya, museum ini dibagi menjadi beberapa bangunan, tapi lokasi berkeliling kami hanya di bagian depan.
Bang Daan menjelaskan tentang Gedung Joang

Setelah berkeliling museum, acara dilanjutkan dengan menyusuri jalanan Menteng. Ternyata, di sepanjang Jalan Menteng, dulunya digunakan sebagai pemukiman warga Belanda dan para pejabat. Jadi, secara otomatis lah, kawasan ini berupa kawasan “elit” yang banyak bangunan bergaya Eropa.


Baru beberapa langkah meninggalkan Gedung Joang 45, kami melewati pertigaan jalan masuk ke Masjid Meutia yang dulunya juga berupa bangunan Belanda. Tapi kami nggak mampir ke sana sih.

Yok lanjut jalan. Di sepanjang jalan ini, kami menyusuri pertokoan yang juga bergaya tempo dulu. Ada kafe Java Bleu, Bakoel Koffie, Durga Tattoo, dan pabrik roti Tanck Tjoan. Hmm.. Kami dipersilakan masuk ke pabrik roti ini loh. Tapi sayangnya, pabrik ini tidak beroperasi saat akhir pekan. Jadilah, kami hanya berkeliling di dalam pabrik, menemukan susu kental manis merek DAWN dan oven kuno merek Convaire, hehe.


Usai dari Tanck Tjoan, perjalanan dilanjutkan lagi. Kami melewati rumah nomor 24. Kata Bang Daan, rumah itu sering digunakan untuk pengambilan gambar sinetron dan film yang berlatarkan budaya Betawi. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan dengan melewati Taman Ismail Marzuki dan singgah istirahat di SMP Negeri 1 Jakarta.


Ketika di SMP Negeri 1 Jakarta, para peserta dipersilakan salat dan istirahat. Ehm, benar-benar tempat yang asik. Suasananya bener-bener khas zaman dulu, ya tentang arsitekturnya.

Di SMP Negeri 1 Jakarta ini pula, Kang Asep Kambali mulai menularkan semangat cinta sejarah di antara para peserta. Kang Asep menyampaikan banyak fakta tentang sejarah dan bahasa Indonesia di tengah masyarakat kita, terutama anak muda. Ternyata, sangat ngeri. Intinya sih, kami sepakat, akan sama-sama berjuang untuk melestarikan apa pun warisan leluhur bangsa.

Okeh, setelah semangat terpompa, lanjut jalan lagi ke Perguruan Cikini. Sekolah ini, menjadi tempat percobaan pengeboman untuk membunuh Bung Karno. Bang Daan bercerita, Perguruan Cikini merupakan tempat sekolah semua anak Bung Karno. Pada saat acara ulang tahun ke-15, Perguruan Cikini mengundang seluruh orang tua murid untuk hadir. Saat itulah, sebanyak lima bom, empat di antaranya meledak, hingga menewaskan sembilan orang dan 100 luka-luka.

Ada banyak versi sih, soal kejadian nahas itu, terutama saat penyelamatan Bung Karno ke sebuah rumah di seberang sekolah. Yang pasti, Bung Karno sampai marah besar akibat peristiwa ini, dan memerintahkan pelaku pengeboman ditemukan. Hingga akhirnya, muncul nama orang Nusa Tenggara yang disebut sebagai pelakunya.

Selesai melihat-lihat suasana Perguruan Cikini, kami segera melanjutkan perjalanan menuju istana Raden Saleh. Hah? Istana? Hmm..
Ternyata jaraknya lumayan jauh loh, tapi tetep seru karena di sepanjang jalan berderet bangunan-bangunan kuno. Meski di antaranya sudah berubah menjadi kantor dan pertokoan.

Tiba-tiba, kami memasuki kawasan rumah sakit. Loh, tujuannya ke istana kenapa malah masuk rumah sakit?

Oh, ternyata istana Raden Saleh ini telah dibeli oleh seorang istri pendeta untuk difungsikan sebagai rumah sakit. Sekarang, istana ini difungsikan sebagai ruang kantor. Sebenarnya ada juga loh, satu ruang diperuntukan sebagai museum, yang menyimpan beberapa barang orisinal istana ini. Kalau di lantai atas, sudah beberapa lama tidak difungsikan, karena kayunya sudah mulai lapuk. Nantinya, akan dilakukan perbaikan, dengan tetap mempertahankan ciri khas bangunan.

Ketika akan meninggalkan istana Raden Saleh, baru deh, kami sadar, betapa kerennya sisi luar bangunan. Cantik banget deh.. Dan ketika keluar area rumah sakit, kami kembali melewati kapel keren, yang dari sisi luar saja terlihat banyak hiasan kaca patri warna-warni.

Acara jalan-jalan dilanjutkan lagi, hingga berakhir di masjid. Di sana, semua peserta dan panitia berbuka puasa bersama. Kemudian, mendengarkan penjelasan tentang sejarah masjid dari takmir.


Ehm, pokoknya acara Komunitas Historia ini keren banget dehh.. Nagih banget. Jadi nggak sabar ikut acara sejarah lagi...

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung. Jangan lupa menulis komentar ya :)