Tuesday, 26 June 2012

Seberapa Profesional Kita?

foto: google.com
Dalam setiap aktivitas, sering diantaranya mengharuskan kita berhubungan dengan orang lain. Tentu saja, hal ini tidak terlepas dari kodrat manusia sebagai makhluk sosial dan selalu berkomunikasi. Setiap menjalin komunikasi, kita kerap menilai seberapa profesional seseorang ketika berhadapan dengan kita.

Lalu, bagaimana kita bersikap profesional ketika berhubungan, terlebih untuk urusan kerja, dengan orang lain? Apakah ketika teman kita sendiri yang menjadi ”klien”, kadar profesionalisme (hampir saja saya menulis “profesionalitas”, yang sebenarnya tidak ada dalam KBBI) akan berubah? Sebenarnya, profesionalisme seperti apa yang harus kita penuhi?

Suatu pagi, saya membaca tweet dari Kak Ummul, seorang kawan dari Makassar, yang berbunyi; ”Mari memuaskan klien, meski itu teman sendiri.” Kemudian saya sapa dan bertanya apa aktivitasnya saat itu. Ia menjawab, sedang ada hubungan kerja dan tengah mencoba untuk profesional.

Berkaca dari tweet ringan tadi, saya mencoba berpikir tentang profesionalisme. Sesuatu yang sebenarnya dekat, tetapi tidak banyak mendapat perhatian dalam hidup, paling tidak ini terjadi pada saya. Profesionalisme yang sebenarnya mampu mengajarkan kita melayani orang lain dengan baik.

Profesionalisme berasal dari kata “profesi“ yang artinya suatu pekerjaan yang menuntut keahlian dan keterampilan khusus dari pelakunya. Bertambahnya “–isme” pada kata “profesi” membuatnya dimaknai sebagai sikap sesorang terhadap profesi yang dimiliki. Jadi, parameter profesionalisme adalah apa yang tengah kita kerjakan.
foto: google.com
Saya teringat ketika terlibat dalam sebuah acara seminar nasional yang dapat dikatakan “besar”, karena melibatkan lebih dari 300 peserta. Dalam acara tersebut, setiap panitia (termasuk saya) mendapat pembagian tugas dan harus bertanggungjawab atas tugasnya. Kebetulan, saya menjadi liaison officer (LO) atau orang yang bertugas “menjembatani” pemilik “hajat” dengan pengisi ”hajat” atau talent.

Dengan bekal minim dunia LO, saya mencoba bekerja dengan sebaik-baiknya. Jika saya bersikap profesional dalam posisi ini, berarti saya harus bisa memuaskan pemilik dan pengisi hajat sekaligus. Tidak peduli, jika pemilik hajat itu adalah teman-teman saya dalam organisasi. Apa yang saya lakukan, nantinya harus dipertanggungjawabkan di depan teman-teman yang notabene teman saya sendiri. Apa saja yang dibutuhkan talent, harus kami penuhi. Saya sebagai LO harus memenuhi seluruh kebutuhan talent, dengan tetap berkoordinasi dengan panitia acara lainnya.

Ketika saya menjadi panitia dalam sebuah acara, tentu berbeda cara berpikir ketika dalam posisi peserta acara. Sering juga saya, mungkin teman-teman pembaca, merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan panitia acara. Jujur, saya pernah merasakan itu. Entah konsep acara yang terkesan “asal”, konsumsi yang “biasa saja”, merasa ditelantarkan, atau kondisi ruangan yang dirasa tidak nyaman, menjadi beberapa alasan saya menilai panitia tidak profesional dalam melayani kami, peserta.

Sering juga saya coba menghibur diri, jika membuat sebuah acara itu susahnya minta ampun. Saya seperti memposisikan diri sebagai peserta yang puas dengan layanan panitia. Tapi tidak jarang juga, kondisi ini malah membuat seseorang semakin kecewa dengan layanan yang diberikan. Terlalu banyak pemakluman, tapi masih menemukan hal lain yang kurang mengenakkan hati, bisa jadi alasannya.

Tidak melulu harus terlibat dalam acara besar, untuk mengukur profesionalisme kita. Bersosialisasi atau berhubungan dengan orang lain menjadi sarana mengukur sebuah konsistensi dan tanggung jawab pada tugas. Jalankan apa yang harus kita kerjakan dengan baik. Apapun itu. Rasakan bagaimana klien kita, meski teman sendiri, puas dengan kinerja kita. Meski banyak diantara kita yang belum benar-benar terjun dalam “profesi”, keterlibatan kita dengan orang lain, dapat menjadi pembelajaran. Sekali lagi, cara berkomunikasi kita dengan klien kita menjadi kunci penyelesaian, sekaligus pembelajaran bagi kita ke depan.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung. Jangan lupa menulis komentar ya :)