Monday, 16 July 2012

Intelek dan Pengalaman

Sebenarnya, apa yang memotivasi kita untuk mau sekolah, atau bahkan kuliah? Apa yang kita cari di bangku kuliah? Apakah “sesuatu” yang kita temukan di sana nantinya akan berguna? Sebesar apa jaminan yang diberikan sebuah “bangku” hingga sering terjadi rebutan untuk mendapatkannya?

Semua pertanyaan itu sering hinggap di kepala saya. Saya pikir, teman-teman juga demikian. Tapi, saya kembali disentakkan dengan berbagai pertanyaan itu ketika mengikuti kuliah umum bersama Dahlan Iskan di kampus. Sepertinya, menteri nyentrik ini punya solusi yang menurut saya sangat sesuai dengan yang saya harapkan. Mudah-mudahan untuk teman-teman juga demikian.
foto: google.com
Tidak akan ada yang menolak, jika saya berkata, “Kita butuh modal untuk mencapai masa depan,”. Tapi pertanyaannya, modal yang seperti apa? Uang kah? Tenang dulu, dalam kasus ini, saya tidak akan menyinggung tentang uang. Sama sekali.

Kembali ke pertanyaan di awal tulisan. Sekolah atau kuliah, sebenarnya untuk mencari harta berharga yang bernama “intelektualitas”. Kata ini bisa dikatakan jimat oleh banyak yang bekerja dalam bidang formal. Tapi, tidak selamanya hanya bidang formal saja yang membutuhkan. Sekarang, semua bidang, termasuk yang non formal juga membutuhkan apa yang dinamakan intelektualitas.

Sekarang, atau mungkin beberapa waktu yang lalu, dan pastinya yang akan datang, orang akan semakin butuh ilmu spesifik dalam satu bidang. Itulah mengapa, sekarang orang mulai rebutan bangku. Bukan bangku Senayan, tapi bangku sekolah. Bahkan, rela mengeluarkan banyak dana untuk itu. #Ups, jangan bicara uang, Dian!.

Dalam kuliah umum tentang pemuda itu, Pak Dis, sapaan Dahlan Iskan, mengatakan jika sekarang kita tidak bisa sepenuhnya mengandalkan intelektualitas. Sekarang semakin banyak orang berlabel “intelek”, berbarengan dengan semakin banyak pula lembaga pendidikan yang mencetaknya.

Paling tidak, ada modal lain yang tidak kalah pentingnya. Pengalaman, juga menjadi hal penting yang akan dipertimbangkan ketika kita berjumpa dengan orang lain. Pengalaman berarti telah merasakan banyak hal yang terjadi di “sekitar”nya.

Ada pepatah yang mengatakan jika “pengalaman adalah guru yang paling berharga”. Jika dari mata saya, pengertian ini merujuk pada pengalaman yang bisa memberi pembelajaran bagi yang memiliki. Ketika seseorang telah belajar itu, maka pengalaman itu pula yang

Kombinasi yang serasi dari intelektualitas dan pengalaman yang dapat mengantarkan seseorang ke langkah yang lebih di depan. Inilah bekal yang sempurna untuk masa depan. Dua hal itu pula yang akan menjadikannya berbeda dengan orang lain tanpa satu hal yang tidak atau belum dimilikinya. Semoga kita bisa mencapai kedua hal yang membutuhkan proses panjang untuk mendapatkannya itu. 

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung. Jangan lupa menulis komentar ya :)