Sunday, 30 March 2014

Earth Hour

wwf.or.id
Earth Hour 2014 menjadi kali pertama untukku berpartisipasi dalam gerakan ini di Semarang. Padahal, acara Earth Hour sudah rutin digelar di kota ini. Pada tahun-tahun sebelumnya, Earth Hour Semarang dipusatkan di Tugu Muda, tapi kali ini acara ini Earth Hour diselenggarakan di balai kota.

Seperti acara Earth Hour di kota-kota lain, Earth Hour Semarang memulai pemadaman lampu pada pukul 20.30 sampai 21.30. Namun, rangkaian acara Earth Hour Semarang sudah dimulai sejak pukul 19.00.

Dari Tembalang, aku berangkat ke balai kota bersama Vella. Nantinya, Dhea juga akan bergabung, setelah menyelesaikan pekerjaanya di kantor. Jadi, kami bertiga tetap bisa berkumpul pas acara Earth Hour.

Sebelum berangkat ke lokasi Earth Hour, Vella memastikan aku sudah memadamkan listrik di kamar dengan bertanya, “Lampu kamar sudah mati?”

Aku langsung jawab, “Pastinya...”

“Ada colokan yang masih nyala?”

“Enggak ada. Semua sudah dimatikan.”

Setelah rentetan pertanyaan itu, dia akhirnya berkata, “Oke, let’s go. Kita berangkat...”

Aaaahh, malam itu, jalanan Semarang terasa sepi. Mungkin efek long weekend. Atau mungkin juga, warga Semarang sudah berkumpul untuk mengikuti Earth Hour di balai kota, hehehe.

Sesampainya di pelataran balai kota, ternyata sudah banyak orang berkerumun. Ada banyak komunitas yang meramaikan acara ini. Ramai bangetlah pokoknya. Sampai untuk mencari Dhea saja aku dan Vella kebingungan, hahaha.

Nah, sembari menunggu pukul 20.30, peserta mendapat aneka hiburan seperti tari gambang Semarang, aksi teatrikal, stand up comedy, dan pembacaan puisi. Menjelang pukul 20.30, barulah ada sambutan-sambutan, semisal dari Wali Kota Semarang dan penggagas Earth Hour Semarang. Setelah itu, tepat pukul 20.30, ada bunyi “nguing nguing nguingggg”, sirine meraung-raung, tanda silent momen Earth Hour Semarang telah dimulai.

Lampu di balai kota dipadamkan. Sayangnya, ada awkward momen saat lampu balai kota dicoba dipadamkan. Lampu yang dipadamkan itu ternyata menyala kembali, dan kejadian itu berlangsung sebanyak tiga kali. Akhirnya, lampu yang padam-menyala itu juga memengaruhi pembunyian sirine, karena sirine harus dibunyikan berulang-ulang mengiringi pemadaman lampu.

Setelah lampu padam, cahaya di pelataran balai kota hanya berasal dari kumpulan lilin yang berbentuk 60+ di tengah-tengah peserta. Setelah aksi teatrikal dari Teknik Lingkungan Undip, acara silent moment dipusatkan di sekitaran lilin 60+.

Peserta Earth Hour pun duduk melingkari lilin 60+. Ada banyak hiburan yang disajikan, mulai dari pembacaan puisi tentang bumi, aksi teatrikal, aksi capoeira, sampai aksi parkour. Dari sekian banyak hiburan itu, aku paling suka aksi capoeira dan parkour.

Setelah penampilan apik dari Komunitas parkour Fly to Sky, dua MC tiba-tiba masuk ke tengah lingkaran. Mereka mengatakan, silent momen selama 60 menit telah selesai. Hah? Sumpah, sudah selesai? Terasa cepet bangetttt.. Nah, ini dia yang menjadi maksud acara Earth Hour Semarang, bahwa dengan energi yang seminimal mungkin, kita tetap dapat melakukan banyak hal yang bermanfaat. Apa saja. Bisa berpuisi, berteater, atau berloncat ala parkour.

Acara Earth Hour Semarang 2014 pun ditutup dengan tari gambang Semarang...

Oiya. Ternyata, pemadaman lampu untuk Earth Hour juga terjadi di beberapa tempat di Semarang, semisal gedung Lawang Sewu, rumah dinas gubernur Jawa Tengah, dan gedung pemerintahan Kota Semarang. Selain itu, beberapa hotel di Semarang juga berpartisipasi dengan turut memadamkan lampu selama 60 menit.

Sayangnya, yah lagi-lagi ada sayangnya, suasana silent moment yang harusnya gelap tetap terasa terang lantaran masih banyak lampu di sekitaran balai kota yang menyala. Ada gedung di pojok barat balai kota yang menyala, gedung Griya Bina Artha (gedung di sebelah balai kota, yang tulisannya terlihat dari pelataran balai kota), serta lampu penerangan jalan yang tetap menyala.

Oke. Terlepas dari acara Earth Hour Semarang ini, kita sebagai makhluk bumi yang menggunakan paling banyak energi (dibandingkan makhluk lainnya), memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian. Bisa diawali dengan hal-hal sederhana, semisal memadamkan lampu yang sedang tidak terpakai seperti yang baru saja dikampanyekan.

Oh iya. Pagi tadi aku membaca berita dari salah satu kanal berita, bahwa Perusahaan Listrik Nasional mampu menghemat listrik senilai Rp 1 miliar selama pemadaman listrik Earth Hour. Lihat kan, aksi kecil kita ternyata membawa dampak besar. Jadi, aksi hemat energi ini jangan sampai terhenti yessss....


4 comments:

  1. diyaaannn.. aku juga nulis ini lohh, terus ada foto-foto edan kita yg bikin salto hahaha :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, aku udah baca. Bagus cuuttt.. Eh, soal foto, sebenere aku juga pengen masang. Tapi enggak dibolehin Vella -_-

      Delete
  2. untunglah rekan2 B2w mempunyai teman di Balaikota sehingga dapat membujuk pak Walkot mengadakan sepedaan malam untuk Earth Hour bekerja sama dengan teman2 Earth Hour semarang :D, setelah tahun 2013 penyelenggaran earth hour sendiri - sendiri :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaah, keren tuh, gowes malem-malem buat peringatan Earth Hour. Semoga tahun depan juga dibikin agenda yang nggak kalah keren :D

      Delete

Terima kasih telah berkunjung. Jangan lupa menulis komentar ya :)