wwf.or.id
|
Earth Hour 2014 menjadi kali pertama untukku berpartisipasi dalam
gerakan ini di Semarang. Padahal, acara Earth Hour sudah rutin digelar di kota
ini. Pada tahun-tahun sebelumnya, Earth Hour Semarang dipusatkan di Tugu Muda,
tapi kali ini acara ini Earth Hour diselenggarakan di balai kota.
Seperti acara Earth Hour di kota-kota lain, Earth Hour Semarang
memulai pemadaman lampu pada pukul 20.30 sampai 21.30. Namun, rangkaian acara
Earth Hour Semarang sudah dimulai sejak pukul 19.00.
Dari Tembalang, aku berangkat ke balai kota bersama Vella.
Nantinya, Dhea juga akan bergabung, setelah menyelesaikan pekerjaanya di
kantor. Jadi, kami bertiga tetap bisa berkumpul pas acara Earth Hour.
Sebelum berangkat ke lokasi Earth Hour, Vella memastikan aku sudah
memadamkan listrik di kamar dengan bertanya, “Lampu kamar sudah mati?”
Aku langsung jawab, “Pastinya...”
“Ada colokan yang masih nyala?”
“Enggak ada. Semua sudah dimatikan.”
Setelah rentetan pertanyaan itu, dia akhirnya berkata, “Oke, let’s
go. Kita berangkat...”
Aaaahh, malam itu, jalanan Semarang terasa sepi. Mungkin efek long
weekend. Atau mungkin juga, warga Semarang sudah berkumpul untuk mengikuti
Earth Hour di balai kota, hehehe.
Sesampainya di pelataran balai kota, ternyata sudah banyak orang
berkerumun. Ada banyak komunitas yang meramaikan acara ini. Ramai bangetlah
pokoknya. Sampai untuk mencari Dhea saja aku dan Vella kebingungan, hahaha.
Nah, sembari menunggu pukul 20.30, peserta mendapat aneka hiburan
seperti tari gambang Semarang, aksi teatrikal, stand up comedy, dan pembacaan
puisi. Menjelang pukul 20.30, barulah ada sambutan-sambutan, semisal dari Wali
Kota Semarang dan penggagas Earth Hour Semarang. Setelah itu, tepat pukul
20.30, ada bunyi “nguing nguing nguingggg”, sirine meraung-raung, tanda silent
momen Earth Hour Semarang telah dimulai.
Lampu di balai kota dipadamkan. Sayangnya, ada awkward momen saat
lampu balai kota dicoba dipadamkan. Lampu yang dipadamkan itu ternyata menyala
kembali, dan kejadian itu berlangsung sebanyak tiga kali. Akhirnya, lampu yang
padam-menyala itu juga memengaruhi pembunyian sirine, karena sirine harus
dibunyikan berulang-ulang mengiringi pemadaman lampu.
Setelah lampu padam, cahaya di pelataran balai kota hanya berasal
dari kumpulan lilin yang berbentuk 60+ di tengah-tengah peserta. Setelah aksi
teatrikal dari Teknik Lingkungan Undip, acara silent moment dipusatkan di
sekitaran lilin 60+.
Peserta Earth Hour pun duduk melingkari lilin 60+. Ada banyak
hiburan yang disajikan, mulai dari pembacaan puisi tentang bumi, aksi
teatrikal, aksi capoeira, sampai aksi parkour. Dari sekian banyak hiburan itu,
aku paling suka aksi capoeira dan parkour.
Setelah penampilan apik dari Komunitas parkour Fly to Sky, dua MC
tiba-tiba masuk ke tengah lingkaran. Mereka mengatakan, silent momen selama 60
menit telah selesai. Hah? Sumpah, sudah selesai? Terasa cepet bangetttt.. Nah,
ini dia yang menjadi maksud acara Earth Hour Semarang, bahwa dengan energi yang
seminimal mungkin, kita tetap dapat melakukan banyak hal yang bermanfaat. Apa
saja. Bisa berpuisi, berteater, atau berloncat ala parkour.
Acara Earth Hour Semarang 2014 pun ditutup dengan tari gambang
Semarang...
Oiya. Ternyata, pemadaman lampu untuk Earth Hour juga terjadi di
beberapa tempat di Semarang, semisal gedung Lawang Sewu, rumah dinas gubernur
Jawa Tengah, dan gedung pemerintahan Kota Semarang. Selain itu, beberapa hotel
di Semarang juga berpartisipasi dengan turut memadamkan lampu selama 60 menit.
Sayangnya, yah lagi-lagi ada sayangnya, suasana silent moment yang
harusnya gelap tetap terasa terang lantaran masih banyak lampu di sekitaran
balai kota yang menyala. Ada gedung di pojok barat balai kota yang menyala,
gedung Griya Bina Artha (gedung di sebelah balai kota, yang tulisannya terlihat
dari pelataran balai kota), serta lampu penerangan jalan yang tetap menyala.
Oke. Terlepas dari acara Earth Hour Semarang ini, kita sebagai
makhluk bumi yang menggunakan paling banyak energi (dibandingkan makhluk
lainnya), memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian. Bisa diawali
dengan hal-hal sederhana, semisal memadamkan lampu yang sedang tidak terpakai
seperti yang baru saja dikampanyekan.
Oh iya. Pagi tadi aku membaca berita dari salah satu kanal berita, bahwa Perusahaan Listrik Nasional
mampu menghemat listrik senilai Rp 1 miliar selama pemadaman listrik Earth
Hour. Lihat kan, aksi kecil kita ternyata membawa dampak besar. Jadi, aksi
hemat energi ini jangan sampai terhenti yessss....
diyaaannn.. aku juga nulis ini lohh, terus ada foto-foto edan kita yg bikin salto hahaha :D
ReplyDeleteIya, aku udah baca. Bagus cuuttt.. Eh, soal foto, sebenere aku juga pengen masang. Tapi enggak dibolehin Vella -_-
Deleteuntunglah rekan2 B2w mempunyai teman di Balaikota sehingga dapat membujuk pak Walkot mengadakan sepedaan malam untuk Earth Hour bekerja sama dengan teman2 Earth Hour semarang :D, setelah tahun 2013 penyelenggaran earth hour sendiri - sendiri :p
ReplyDeleteWaaah, keren tuh, gowes malem-malem buat peringatan Earth Hour. Semoga tahun depan juga dibikin agenda yang nggak kalah keren :D
Delete