 |
foto: google.com |
Dalam setiap aktivitas, sering diantaranya mengharuskan kita berhubungan dengan orang lain. Tentu saja, hal ini tidak terlepas dari kodrat manusia sebagai makhluk sosial dan selalu berkomunikasi. Setiap menjalin komunikasi, kita kerap menilai seberapa profesional seseorang ketika berhadapan dengan kita.
Lalu, bagaimana kita bersikap profesional ketika berhubungan, terlebih untuk urusan kerja, dengan orang lain? Apakah ketika teman kita sendiri yang menjadi ”klien”, kadar profesionalisme (hampir saja saya menulis “profesionalitas”, yang sebenarnya tidak ada dalam KBBI) akan berubah? Sebenarnya, profesionalisme seperti apa yang harus kita penuhi?
Suatu pagi, saya membaca tweet dari Kak Ummul, seorang kawan dari Makassar, yang berbunyi; ”Mari memuaskan klien, meski itu teman sendiri.” Kemudian saya sapa dan bertanya apa aktivitasnya saat itu. Ia menjawab, sedang ada hubungan kerja dan tengah mencoba untuk profesional.